ABM Investama dan Golden Energy Mines Saling Dukung Perkuat Bisnis Pertambangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang milik Grup Sinarmas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) saling memperkuat bisnis tambangnya. 

Hal ini dibuktikan dengan aksi korporasi yang dilakukan ABM Investama melalui anak usahanya PT Radhika Jananta Raya (RJR) merealisasikan pembelian 30% saham Golden Energy Mines dengan nilai US$ 420 juta. 

Sekretaris Perusahaan ABM Investama, Rindra Donovan menjelaskan pada tanggal 31 Agustus 2022, ABMM telah dipilih menjadi pemenang lelang yang diadakan oleh GMR Coal Resources Pte. Ltd. selaku penjual untuk membeli 1,76 miliar saham atau setara 30% dari saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di Golden Energy Mines. 


Baca Juga: Laba Bersih Golden Energy (GEMS) Tumbuh 134,13% di Semester I-2022 , Ini Pendorongnya

“Atas dasar keputusan lelang ini, ABMM melalui PT Radhika Jananta Raya (RJR), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung, telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham pada 31 Agustus 2022,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (31/8). 

Direktur ABM Investama, Adrian Erlangga menyatakan pembelian saham ini merupakan bagian upaya ABMM untuk memperkuat kerja sama jangka panjang antara Grup dengan Sinarmas. 

“Ini bukan kerja sama yang pertama. Kami sudah kerja sama sangat panjang (dengan Golden Energy Mines) dan ini strategi berkolaborasi untuk membangun sinergi bersama,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/9). 

Melansir catatan sebelumnya, PT Cipta Kridatama selaku anak usaha ABMM menandatangani Kontrak Jasa Pertambangan bersama PT Borneo Indobara (BIB) untuk area tambang di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan yang berlaku sampai dengan Desember 2025. 

Cipta Kridatama merupakan penyedia jasa kontraktor pertambangan yang kegiatan usahanya meliputi jasa pertambangan hulu sampai hilir dimulai dari pemindahan lapisan penutup, penyewaan alat untuk pengambiilan batubara, eksplorasi, pengangkutan batubara, peledakan dan sebagainya. 

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Borong 30% Saham GEMS di Harga Diskon, Valuasinya Murah Meriah

Adrian menjelaskan, kontrak yang dijalin dengan Sinarmas sedari awal merupakan kontrak seumur tambang sehingga ABM Investama akan membantu pertumbuhan GEMS jangka panjang. 

“ABM Investama memiliki mining value chain yang bisa mendukung operasi tambang end to end. Sementara GEMS memiliki aset tambang yang volumenya akan terus naik sehingga kami bisa membantu itu,” ujarnya. 

Yang dimaksud dengan mining value chain ialah model bisnis yang menyatukan dan menyelaraskan operasi mulai dari konsesi pertambangan, jasa kontraktor pertambangan, manajemen bahan bakar, sampai dengan pengapalan batubara. Adrian optimistis operasi tambang end to end ABMM dapat disinergikan dengan GEMS. 

 
GEMS Chart by TradingView

Di sisi lain, Adrian juga melihat bahwa aset pertambangan yang dimiliki perusahaan tambang miliki Group Sinarmas ini akan terus bertumbuh. Maka itu, seiring pertumbuhan volume produksi GEMS juga akan berdampak pada pertumbuhan kinerja ABM Investama ke depannya. 

Perihal prospek bisnis secara umum, Adrian melihat harga batubara akan stabil sampai dengan akhir tahun ini. “Kami melihat itu sebagai kesempatan agar negara juga diuntungkan dan memberikan nilai tambah untuk masyarakat di sekitar tambang,” terangnya. 

ABMM Chart by TradingView

Adapun Adrian mengakui pihaknya sebagai korporasi juga sedang menikmati harga batubara yang tinggi saat ini. Hal ini terbukti dari raihan kinerja keuangan ABMM yang ciamik pada semester I 2022. 

Melansir laporan keuangannya, perusahaan jasa kontraktor pertambangan ini mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 51,8% yoy menjadi US$ 652,2 juta dari yang sebelumnya US$ 429,60 juta di semester I 2021. Sejalan dengan hal tersebut, laba bersih ABMM ikut tumbuh hingga 73,7% yoy menjadi US$ 95,48 juta dari yang sebelumnya US$ 54,9 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .