ABMM menawarkan saham anak usaha



JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) akan menawarkan saham anak usaha mereka ke publik. Cara ini dilakukan untuk memperbesar bisnis anak usaha tersebut.

Willy Adipradhana, Direktur Keuangan ABMM menuturkan, anak usaha yang paling siap initital public offering (IPO) adalah PT Sumberdaya Sewatama. Perusahaan yang bergerak di pembangkit listrik akan melepas 20% - 30% saham ke publik.

Willy menilai, Sewatama cukup potensial. Ini terlihat dari keberhasilan Sewatama menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun. Tapi, ABMM tidak akan secara instan menawarkan saham Sewatama ke publik. Willy bilang, mereka akan akan meningkatkan kinerja bisnis dan struktur modal Sewatama terlebih dahulu.


Agenda ekspansi Sewatama cukup banyak. Sewatama berniat menggarap mini hidro berkapasitas total 50 megawatt (MW) dalam lima tahun mendatang. Pada tahap awal, Sewatama akan mengerjakan dua mini hidro berkapasitas total 20 MW di 2013. Dana yang dibutuhkan US$ 2 juta per MW. Artinya, Sewatama investasi total US$ 100 juta.

Sewatama juga berencana menjalankan pembangkit listrik berbasis batubara. Untuk itu, Sewatama mengakuisisi 70% saham PT Energi Alamraya Semesta (EAS). Perusahaan ini penghasil listrik tenaga batubara atau coal fired power producer di Aceh. EAS nanti akan melayani kebutuhan listrik PT PLN dan tambang batubara milik PT Media Djaya Bersama (MDB), cucu usaha ABMM.

Willy menjelaskan, penerbitan obligasi beberapa waktu lalu merupakan cara memperbaiki neraca Sewatama. "Sewatama bisa bayar utang yang berbunga lebih dari 10% per tahun dari obligasi itu," papar dia.

Sewatama juga merupakan kontributor kedua terbesar ABMM. Per 30 September 2012, bisnis sewa mesin pembangkit listrik Sewatama menyumbang pendapatan US$ 97,28 juta. Atau sekitar 14,8% dari total pendapatan ABMM yaitu US$ 655,34 juta di kuartal III tahun ini.

Sumbangan pendapatan ABMM utama masih dari kontraktor dan tambang batubara, Reswara Minegeri Hartama yaitu sebesar US$ 399,56 juta. Kemarin, harga ABMM ditutup menguat 0,75% menjadi Rp 3.375 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana