MALANG. Abu vulkanik yang ditimbulkan letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/2) lalu, produsen susu di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, merugi hingga Rp 436 juta per hari. Hal itu dikatakan Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur Sulistiyanto. Abu vulkanik Kelud telah merusak rumput segar, makanan sapi. Akibatnya sapi perah di Kecamatan Ngantang, Pujon, dan Kasembon tidak bisa makan rumput segar. "Produksi susu kita stop sejak gunung meletus," kata Sulistiyanto di Malang, Selasa (18/2). Dia memaparkan, produksi susu di Koperasi Sumber Makmur, Kecamatan Ngantang, rata-rata 85 ton dalam per hari. "Sejak hujan abu, tak ada peternak yang menyetor susu sapi ke koperasi. Karena peternak pada mengungsi semua. Bahkan banyak sapinya yang mati kelaparan," katanya. Sejak letusan Gunung Kelud, Koperasi Sumber Makmur katanya, juga tidak mengirim pasokan susu ke pihak industri. "Koperasi susu di Pujon setiap hari memproduksi 100 ton, Koperasi di Kasembon 10 ton, dan Kota Batu 25 ton juga terpengauh," katanya. Sejak Senin (17/2/2014), peternak sudah mulai mendapatkan bantuan rumput untuk pakan sapinya. Bantuan rumput itu datang dari Dinas Peternakan Kabupaten Malang serta tim dari Profauna Indonesia. Beberapa warga pun mulai kembali ke rumahnya untuk merawat sapinya. (Yatimul Ainun)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Abu Kelud, pengusaha susu rugi Rp 436 juta perhari
MALANG. Abu vulkanik yang ditimbulkan letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/2) lalu, produsen susu di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, merugi hingga Rp 436 juta per hari. Hal itu dikatakan Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur Sulistiyanto. Abu vulkanik Kelud telah merusak rumput segar, makanan sapi. Akibatnya sapi perah di Kecamatan Ngantang, Pujon, dan Kasembon tidak bisa makan rumput segar. "Produksi susu kita stop sejak gunung meletus," kata Sulistiyanto di Malang, Selasa (18/2). Dia memaparkan, produksi susu di Koperasi Sumber Makmur, Kecamatan Ngantang, rata-rata 85 ton dalam per hari. "Sejak hujan abu, tak ada peternak yang menyetor susu sapi ke koperasi. Karena peternak pada mengungsi semua. Bahkan banyak sapinya yang mati kelaparan," katanya. Sejak letusan Gunung Kelud, Koperasi Sumber Makmur katanya, juga tidak mengirim pasokan susu ke pihak industri. "Koperasi susu di Pujon setiap hari memproduksi 100 ton, Koperasi di Kasembon 10 ton, dan Kota Batu 25 ton juga terpengauh," katanya. Sejak Senin (17/2/2014), peternak sudah mulai mendapatkan bantuan rumput untuk pakan sapinya. Bantuan rumput itu datang dari Dinas Peternakan Kabupaten Malang serta tim dari Profauna Indonesia. Beberapa warga pun mulai kembali ke rumahnya untuk merawat sapinya. (Yatimul Ainun)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News