AC Ventures: Indonesia Butuh Investasi AI US$ 20 Miliar dalam 2 Tahun ke Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan modal ventura, AC Ventures menyampaikan bahwa Indonesia harus lebih gencar dalam menarik lebih banyak lagi investasi dari luar, agar bisa membangun infrastruktur digital.

Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir menyebutkan, Indonesia setidaknya membutuhkan investasi senilai US$ 20 miliar dalam 24 bulan ke depan atau dua tahun, hanya untuk pembangunan infrastruktur digital berupa pusat data center yang digunakan untuk artificial intelligence (AI).

Menurut Pandu, Indonesia butuh data center dengan total kapasitas sebesar dua gigawatt. Di mana, untuk data center yang digunakan AI sama dengan 8 juta megawatt-10 juta megawatt.


Baca Juga: AC Ventures Bakal Menambah Investasi Lagi pada Tahun Ini

"Jadi Indonesia butuh minimum aja dalam 24 bulan ke depan paling tidak 2 gigawatt," Kata Pandhu kepada awak media, saat ditemui di Kantor Pusat AC Venture, Jakarta, Rabu (14/8).

Selain itu, Pandu mengatakan bahwa investasi ini juga diperlukan untuk menciptakan infrastruktur digital yang mumpuni agar mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

"Maka dari itu, kita harus bisa menarik lebih banyak lagi investasi di Indonesia, dan pembangunan infrastruktur digital ini menjadi satu langkah untuk bisa mencapai angka 8% tadi," kata dia.

Dia menyebutkan, terdapat sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Pandu, yang juga merupakan Kepala pengembangan ekonomi dan keuangan digital Kadin mengatakan salah satu cara cepat mencapai hal itu adalah menyeimbangkan antara human resources dan digital infrastruktur.

"Kami dari sisi Kadin ingin melakukan quick wins baik dari itu sisi digital, keuangan digital dan tentunya dari dunia usaha-usaha yang ada di bawah naungan Kadin. Kita harus punya signifikan balance antara human resources dengan digital infrastruktur. Ini adalah salah satu permasalahan terbesar," ujar dia.

Secara ekonomi, Pandu bilang, Indonesia sudah melalukan hal tersebut dengan baik. Namun, Indonesia masih membutuhkan investasi dari luar. Yang mana mereka akan mengucurkan dana apapun untuk AI, digital infrastruktur serta renewable energy.

Baca Juga: Dana Seret, Startup Kian Tidak Leluasa Bakar Duit

"Karena Indonesia juga mempunyai the best resources renewable energy, maka dari itu semua orang berlomba ke sini," kata dia.

Sebagai informasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan investasi pada kuartal I/2024, sepanjang Januari–Maret 2024, telah terealisasi senilai Rp 401,5 triliun.

Realisasi investasi pada kuartal I-2024 tumbuh sebesar 22,1% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya, realisasi investasi tumbuh 9,8% (qoq).

Penanaman modal asing (PMA), jumlahnya mendominasi, yakni senilai Rp204,4 triliun atau tumbuh sebesar 15,5% (yoy). Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) terealisasi senilai Rp 197,1 triliun atau tumbuh sebesar 29,7% (yoy).

Selanjutnya: Astra Graphia (ASGR) Siapkan Strategi Maksimalkan Laju Bisnis di Sisa Tahun 2024

Menarik Dibaca: Standard Chartered dan SeaMoney hadirkan layanan Buy Now Pay Later

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi