Acara APEC, Sri Mulyani dan Menkeu Dunia Bahas Dampak Ekonomi AS-China Hingga Kripto



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri agenda Pertemuan Menteri Keuangan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), di San Francisco, Senin (13/11).

Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai status quo perekonomian dunia dan kerja sama global. “Tujuan dari APEC yaitu untuk menciptakan sebuah kerjasama untuk bisa menciptakan kemakmuran bersama,” ungkap Menkeu dikutip dari akun instagram resminya @smindrawati, Rabu (16/11).

Dalam pertemuan para Menteri Keuangan, dibahas mengenai beberapa hal. Sesi pertama pada finance ministers meeting (FMM) dibuka dengan topik yang sangat relevan bagi para anggota APEC, yaitu mengenai situasi perekonomian global, termasuk bagaimana kondisi perekonomian Amerika Serikat dan RRT berdampak bagi dunia.


Diketahui, Amerika Serikat (AS) sedang mengalami tekanan inflasi yang menyebabkan melonjaknya suku bunga. Sementara RRT mengalami pelemahan perekonomian domestik, salah satunya dari sektor properti.

“Kita membahas bagaimana kemudian ekonomi ini perlu untuk merespon dengan kebijakan fiskal yang tentu tantangannya tidak mudah,” ujar Menkeu.

Baca Juga: Harapan Jokowi Atas Terbentuknya ASEAN Caucus dalam APEC Business Advisory Council

Sri Mulyani menyampaikan, Indonesia  hadir untuk membagikan pengalaman serta pelajaran dari pemulihan ekonomi pasca pandemi. Termasuk bagaimana menjaga perekonomian di tengah guncangan-guncangan ekonomi yang telah dilewati, mulai dari bahan bakar hingga pangan dengan menggunakan instrumen APBN.

Pada sesi kedua, para Menkeu membicarakan mengenai modern supply side economy. Menurut Sri Mulyani, topik ini relatif baru namun menjadi penting dalam suasana politik dan fragmentasi kerja sama global.

“Indonesia menyampaikan bahwa untuk bisa meningkatkan perekonomian secara jangka panjang dan sustainable, produktivitas menjadi penting,” ungkapnya.

Isu perubahan iklim menjadi topik diskusi pada sesi ketiga. Perubahan iklim menjadi tantangan yang harus diatasi, termasuk aspek keuangan dalam pembiayaan transisi energi dari suatu negara.

“Indonesia termasuk salah satu negara yang betul-betul cukup detail karena kita memiliki komitmen untuk melakukan transisi energi menuju ekonomi hijau. Namun, aspek keuangannya sangat-sangat menentukan dan masih perlu banyak yang harus dipecahkan,” jelasnya.

Pada sesi penutup, pertemuan para Menteri Keuangan APEC ini membahas mengenai ekonomi digital. Mulai mata uang kripto hingga aset digital lainnya. Para Menteri Keuangan sepakat, dengan pesatnya kemajuan teknologi kini, tema ini ke depannya akan semakin penting dan relevan bagi perekonomian seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari