ACC restrukturisasi lima anak usaha



JAKARTA. PT Astra Credit Companies (ACC) merestrukturisasi lima perusahaan yang tergabung di dalamnya. Restrukturisasi dilakukan untuk penguatan operasional dan perluasan bidang usaha.

Lima perusahaan pembiayaan yang direstrukturisasi ACC itu adalah PT Astra Sedaya Finance (ASF), PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance (SBSF), PT Astra Auto Finance (AAF), PT  Staco Estika Sedaya Finance (SESF) dan PT Pratama Sedaya Finance (PSF).

Restrukturisasi internal mengubah arah bisnis perusahaan. Empat perusahaan yakni: ASF, SBSF, AAF, SESF akan tetap menjadi perusahaan pembiayaan. Sedangkan PSF berubah menjadi PT Pratama Sadya Sadana (PSS) sebagai perusahaan penyedia alih daya di bidang penagihan yang mendukung bisnis keempat perusahaan pembiayaan tersebut.


Restrukturisasi perusahaan ini tidak akan mengubah hak dan kewajiban pelanggan. Hanya dokumen kontrak yang akan berubah. Sementara itu, bagi nasabah Pratama Sedaya Finance karena perusahaan ini  berganti haluan bisnis, akan dialihkan ke SBSF. Artinya seluruh piutang PSF akan dialihkan kepada SBSF.

Chief Executive Officer ACC Jodjana Jody mengatakan bahwa perubahan bisnis PSF tersebut sejalan dengan rencana bisnis ACC. “Kami akan memfokuskan pembiayaan di empat perusahaan saja untuk pembiayaan konsumen umum," jelas Jody.

Sedangkan PSS untuk memperkuat pelayanan kepada konsumen di bisnis pembiayaan di Indonesia. Ke depannya, PSS terbuka untuk mengembangkan bidang usaha lain di luar penyedia alih daya penagihan.

Sebagai informasi, PSF yang telah berkecimpung di dunia perusahaan pembiayaan selama 27 tahun yang sebelumnya bernama PT Estika Sedaya Finance. PSF beroperasi di kantor cabang ACC Fatmawati, ACC Tangerang, ACC Bekasi, ACC Kwitang dan ACC Kelapa Gading.

Per September 2016, laba bersih ASF yang merupakan penyumbang terbesar bisnis ACC tercatat turun 9,5% menjadi Rp 653 miliar. Laba lebih rendah lantaran pendapatan turun 4,8% pada September 2016 sebesar Rp 3,93 triliun.

Penurunan pendapatan karena pembiayaan ASF jatuh 4,1% menjadi Rp 23,91 triliun. Untungnya, beban operasional menyusut 4,4% menjadi Rp 3,06 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini