KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) moncer sepanjang enam bulan pertama 2023. Emiten ritel perlengkapan rumah tangga ini meraih laba bersih sebesar Rp 302,42 miliar hingga Juni 2023.

Capaian itu tumbuh 24,76% dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ACES per Juni 2022, senilai Rp 242,39 miliar. Bottom line yang menanjak didorong oleh pertumbuhan raihan top line.

Penjualan bersih ACES meningkat 10% secara tahunan (YoY) dari Rp 3,30 triliun per Juni 2022 menjadi Rp 3,63 triliun pada Juni 2023. Terdiri dari penjualan senilai Rp 3,56 triliun dan penjualan konsinyasi sebesar Rp 72,24 miliar.

Baca Juga: Belanja Hemat yang Bikin Happy Hanya di ACE BOOM SALE

Penjualan ACES naik 10,21%, sedangkan penjualan konsinyasi menyusut 3,84% secara YoY. Pada periode yang sama, beban pokok penjualan ACES naik 9,35% (YoY) dari Rp 1,71 triliun menjadi Rp 1,87 triliun.

Dengan hasil itu, ACES mampu mencetak laba kotor senilai Rp 1,75 triliun dalam enam bulan pertama 2023. Meningkat 10,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,59 triliun.

Hingga Juni 2023, ACES menanggung beban usaha senilai Rp 1,42 triliun dan beban lain-lain Rp 15,76 miliar. ACES juga mengantongi pendapatan lain-lain Rp 63,42 miliar. Setelah dijumlah, ACES berhasil mengamankan laba usaha sebesar Rp 387,26 miliar atau naik 19,24% (YoY).

Dengan kinerja yang positif, laba per saham dasar ACES secara tahunan ikut menanjak dari Rp 14,17 menjadi Rp 17,68 per 30 Juni 2023. Dalam periode ini, ACES memiliki total aset senilai Rp 7,80 triliun.

Baca Juga: ACE Hardware Optimistis Alami Kenaikan Omzet

Total aset ACES per 30 Juni 2023 terdiri dari aset lancar Rp 5,74 triliun dan aset tidak lancar Rp 2,05 triliun. ACES memiliki total liabilitas Rp 2,09 triliun, terdiri liabilitas jangka pendek Rp 1,18 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 909,52 miliar.

Total ekuitas ACES tercatat senilai Rp 5,70 triliun. Sedangkan kas dan setara kas ACES pada akhir periode mencapai Rp 2,55 triliun dalam bentuk kas, bank, dan depositio berjangka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi