JAKARTA. Emiten saham toko perkakas, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), terus melebarkan jaringan bisnisnya. Ini terlihat dari rencana perusahaan tersebut membuka 10 unit gerai hingga 15 unit gerai baru tahun ini. Demi merealisasikan hal itu, ACES mengalokasikan dana belanja modal Rp 300 miliar. Dana itu bersumber dari kas internal. Matthew Wibowo, analis Mandiri Sekuritas, menilai ekspansi ACES demi menjaga pangsa pasarnya. ACES kini memiliki pangsa pasar terbesar dibandingkan para pesaing, yakni lebih dari 50%. Langkah ekspansi ini dinilai bagus dalam jangka panjang, karena dapat menyokong kinerja secara berkelanjutan.
Kendati demikian, di jangka pendek ekspansi dapat menimbulkan risiko bagi kinerja ACES. "Dalam satu hingga dua tahun ke depan, kami memproyeksikan pertumbuhan same store sales growth (SSSG) ACES akan melambat sekitar 5%-7%," terangnya. SSSG adalah rata-rata pertumbuhan penjualan per toko Anindya Saraswati, analis Danareksa Sekuritas, mengutarakan hal serupa. Dalam riset pada 23 Januari 2015, ia mengungkapkan, ada pola kanibalisasi antara toko baru dan toko ACES yang sudah ada. Dia mencatat, SSSG ACES sepanjang 2014 hanya mencapai 3,1%. Sementara penjualan kotor ACES pada tahun lalu tumbuh 15,58% year-on-year (yoy) menjadi Rp 4,45 triliun. Desember adalah bulan yang paling signifikan menyumbangkan pendapatan bagi ACES. Meski tumbuh, hasil tersebut masih di bawah harapan. "Kinerja itu masih mengecewakan, karena jumlahnya rendah dibandingkan rata-rata pendapatan historikal perusahaan," tulis Anindya. Matthew menilai, prospek ACES di tahun ini cukup baik. Hal itu sejalan kondisi makro Indonesia yang telah membaik ketimbang tahun lalu. "Apalagi tahun ini harga BBM turun dan bisa mengerek daya beli masyarakat," jelas dia. Analis Samuel Sekuritas Tiesha Narandha Putri mengharapkan, daya beli masyarakat yang sudah membaik ini dapat bertahan. Demi memanfaatkan hal itu, ACES mungkin memberlakukan diskon. "Kami melihat ada kemungkinan ACES meningkatkan diskon," tulis dia dalam riset pada 22 Januari 2015. Di sisi lain, ACES tengah mengalami kelebihan pasokan barang. Namun Tiesha melihat, hal tersebut belum mencemaskan. Persediaan barang ACES memang telah melebihi tingkat nyaman yakni 217 hari pada akhir kuartal III 2014. Adapun tingkat normal pasokan barang ACES sekitar 180-200 hari. Jangka waktu itu diprediksi perlahan menyusut menjadi 200 hari.
Soal persaingan, ACES siap menghadapi pemain baru asal Swedia, IKEA, yang membuka gerai pertama di Alam Sutera. Matthew menilai, kehadiran IKEA tak terlalu berpengaruh karena ACES memiliki gerai di kawasan yang sama. Apalagi cakupan pasar ACES sudah seluruh Indonesia, sedangkan IKEA baru di satu kawasan. Anindya memperkirakan, pendapatan ACES tahun ini mencapai Rp 5,27 triliun, naik 16% daripada target tahun lalu Rp 4,54 triliun. Ketiga analis merekomendasikan buy saham ACES. Matthew memasang harga wajar Rp 900 per saham, Anindya menargetkan Rp 920 dan Tiesha menargetkan Rp 840. Harga saham ACES, Rabu (18/2) lalu di Rp 765. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto