JAKARTA. Tahun ini bukan periode yang bersahabat bagi para emiten ritel. Sejumlah pemain didalamnya tertekan oleh melemahnya daya beli, sehingga kinerjanya pun tumbuh kurang signifikan. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) misalnya, hingga periode Q3-2015, perseroan mencatat pendapatan Rp 3,45 triliun, hanya tumbuh 3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara, laba bersihnya tercatat naik 4% menjadi Rp 393 miliar. Muhamad Farhan, analis Phillips Securities menjelaskan kepada KONTAN, ACES tidak bisa luput dari melemahnya daya beli. Hal ini juga membuat ekspansi mereka terbatas. "Sebelumnya, mereka menargetkan akan membuka 15 gerai tahun ini, tapi direvisi jadi hanya 10 gerai," ujar Farhan akhir pekan lalu. Terbatasnya gerai otomatis akan membuat jangkauan dan penetrasi pasarnya ikut terbatas. Sebab, hanya ekspansi berupa pembukaan gerai baru yang bisa dilakukan peritel guna menjangkau pasar yang lebih luas. Dari awal tahun hingga September lalu, total luas seluruh gerai yang dimiliki ACES sebanyak 16.256 meter persegi. Ini merupakan pertumbuhan paling lambat dalam empat tahun terakhir. Selain karena pelemahan daya beli, terbatasnya ekspansi tersebut juga lantaran pertumbuhan
same sales store growth (SSSG) ACES di luar Pulau Jawa yang masih negatif, sebesar 1,2% lantaran termakan oleh agresifnya pembukaan gerai tahun lalu. Sejauh ini, gerai di Jakarta yang masih mencatat pertumbuhan SSSG terbaik, 3,1%, disusul oleh Pulau Jawa selain Jakarta, 2,2%. Lambatnya ekspansi tersebut diprediksi akan membuat pertumbuhan pendapatan tahun ini hanya 12,5%, bandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 16,6%. ACES kini masuk ke barang dengan harga yang lebih murah demi menjaga pangsa pasar.
Efeknya, margin laba bersih ACES tahun ini bakal tergerus jadi 10,5%. Padahal, margin laba bersih tahun lalu mencapai 12,2%. Melihat hal tersebut, Farhan merekomendasikan
hold saham ACES dengan target harga Rp 700 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto