ACPI: Pendapatan Premi Penjualan Produk Via Digital Bisa Sampai Rp 100 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasabah makin menggemari pembelian asuransi melalui kanal digital. Sejumlah perusahaan asuransi umum pun gencar memasarkan produk asuransi melalui kanal digital. Salah satunya PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) yang mencatatkan kinerja positif dalam memasarkan produknya lewat kanal digital.

Mengenai hal itu, Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro mengatakan saat ini ACPI memiliki kerja sama penjualan dengan platform digital atau marketplace di platform Akulaku. Dia bilang produk yang dipasarkan adalah asuransi kecelakaan diri. Nico tak memungkiri untuk performa penjualan cukup berhasil dari penjualan asuransi kecelakaan diri.

"Dalam sebulan, rata-rata bisa mendapatkan 5 ribu hingga 7 ribu nasabah dari penjualan tersebut. Premi yang didapatkan kurang lebih antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta," ungkapnya.


Meskipun demikian, Nico menyampaikan kontribusi penjualan polis asuransi via digital ke total pendapatan premi perusahaan masih sangat kecil. Dia pun menyadari bahwa penetrasi asuransi di sisi digital masih sangat kecil. Oleh karena itu, dia bilang ACPI akan terus menambah peluang jalur kerja sama dengan platform digital dan marketplace sehingga penjualan akan dapat meningkat.

Baca Juga: MSIG Ungkap Tingkat Kontribusi Asuransi Perjalanan Dalam Negeri Masih di Bawah 10%

"Untuk internal portal ACPI sendiri, kami mempunyai platform penjualan asuransi, yang mana prosesnya semua online sampai pembayaran," ujarnya.

Sampai November 2023, Nico menyatakan ACPI sudah berhasil membukukan pendapatan premi sebesar Rp 1,39 triliun dan naik sebesar 17% YoY, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,15 triliun.

Ke depannya, kata Nico, ACPI akan gencar memasarkan produk berjenis asuransi mikro. Hal itu sesuai dengan program pemerintah agar asuransi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan harga terjangkau. 

"Jadi, produk yang akan kami jual adalah asuransi kecelakaan diri dengan harga terjangkau sehingga kami juga dapat memasarkan nama Asuransi Cakrawala Proteksi kepada masyarakat luas dengan bantuan platform digital," ungkapnya.

Nico menyebut pihaknya tidak terlalu agresif untuk bermain di luar produk asuransi mikro karena ingin lebih berhati-hati lagi dalam menentukan cara perlindungan, premi asuransi, serta pengelolaan risiko yang harus dipertimbangkan dengan lebih spesifik. 

"ACPI sudah memulai lebih dini untuk layanan digital sehingga jika nanti daya tarik masyarakat terhadap asuransi mulai muncul di layanan digital, kami sudah siap," ujarnya.

Dalam upaya untuk meningkatkan akses nasabah terhadap layanan asuransi, Nico juga menyebut ACPI memaksimalkannya dengan menggunakan fitur chatbot di aplikasi layanan pengirim pesan Telegram. Dia bilang layanan baru itu melengkapi layanan chatbot yang sebelumnya sudah terintegrasi dengan layanan media sosial yang sudah terkenal di masyarakat, seperti Facebook Messenger dan Line Messenger. 

Baca Juga: BRI Insurance Beri Edukasi dan Literasi Keuangan kepada Ratusan Pedagang Pasar Jaya

"Akan tetapi, layanan chatbot tersebut belum sepenuhnya dimasukkan pemograman Artificial Intelligence (AI) sehingga percakapan yang dihasilkan tidak bisa merespons secara realistis dan melibatkan pengguna seperti yang dilakukan manusia," katanya.

Secara rinci, Nico menerangkan Telegram Bot ACPI dapat memberikan tanggapan otomatis untuk layanan seputar pembelian dan pembayaran asuransi secara online, status polis dan klaim, info seputar produk ACPI, lokasi kantor cabang, dan bengkel rekanan ACPI.

Menurutnya, dengan adanya penambahan layanan chatbot di Telegram merupakan salah satu langkah transformasi digital perusahaannya dalam memberikan layanan yang lebih efektif, efisien, dan customer-oriented. Dia pun meyakini langkah tersebut dapat membantu perseroan memenangkan persaingan di industri asuransi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari