Acset Indonusa (ACST) mengalami rugi Rp 1,14 triliun sepanjang 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatatkan kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,14 triliun. Kondisi tersebut terbalik dengan kondisi sepanjang 2018 yang malah mencatatkan laba bersih Rp 18,28 miliar. 

Pendapatan bersih Acset Indonusa sejatinya masih tumbuh 6,18% secara tahunan (yoy) dari Rp 3,72 triliun menjadi Rp 3,95 triliun. Kenaikan yang lumayan tipis ini terjadi lantaran Acset tidak mencatatkan pendapatan pada pos perdagangan dan penunjang jasa konstruksi untuk pihak berelasi. 

Baca Juga: Keluar dari indeks FTSE, saham KOTA dan PTSN layak dikoleksi


Namun porsi jasa konstruksi untuk pihak berelasi naik dari Rp 191,35 miliar menjadi Rp 350,06 miliar. Selain itu, pendapatan dari pihak ketiga naik dari Rp 3,53 triliun menjadi Rp 3,6 triliun.  Beban pokok pendapatan Acset naik lebih tinggi dari pada pendapatan yaitu 33,66% yoy dari Rp 3,03 triliun menjadi Rp 4,05 triliun. Dus, perusahaan mencatatkan rugi kotor Rp 99,81 miliar. 

Pada pos beban rugi ini, diketahui perusahaan merogoh kocek lebih besar dibanding tahun lalu untuk keperluan subkontraktor dan bahan baku. Beban subkontraktor naik 41,83% yoy dari Rp 1,53 triliun menjadi Rp 2,17 triliun. Sedangkan beban bahan baku naik 56,43% yoy dari Rp 1,53 triliun menjadi Rp 2,17 triliun.

Baca Juga: Berikut 9 saham Indonesia yang masuk Indeks FTSE per Maret 2020

Rugi tersebut diperbesar dengan adanya beban penjualan yang naik 4566% yoy dari Rp 3,07 miliar menjadi Rp 143,25 miliar. Ditambah beban umum dan administrasi sebesar Rp 187,33 miliar, beban pajak final RP 120,32 miliar dan biaya keuangan Rp 619,63 miliar. 

Di sisi lain, aset ACST tercatat sebesar Rp 10,44 triliun, naik 16,78% yoy dari Rp 8,94 triliun. Di mana jumlah utang perusahaan sebesar Rp 10,16 triliun dan ekuitas sebesar Rp 286,48 miliar. Jumlah utang Acset didominasi oleh utang jangka panjang yaitu sebesar Rp 9,99 triliun. Mengalami kenaikan 35% dari posisi 2018 yang sebesar Rp 7,4 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .