JAKARTA. Penurunan daya beli masyarakat memicu para pengusaha ritel berlomba-lomba berinovasi mengembangkan bisnis mereka. Para peritel itu menawarkan beragam konsep baru untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih lengkap dan nyaman. Salah satu skema yang ditawarkan oleh para peritel tersebut adalah melakukan kolaborasikan antara department store atau supermarket dengan bioskop atau restoran. Harapan mereka, trafik pengunjung akan meningkat, ujungnya penjualan ritel turut terdongkrak. Ambil contoh, PT Trans Retail Indonesia. Dengan brand Transmart Carrefour, perusahaan di bawah CT Corp ini menggandeng beberapa perusahaan bioskop untuk kerjasama. Di antaranya, Cineplex Group melalui bioskop XXI dan CGV dari PT Graha Layar Mitra Tbk.
General Manager Corporate Communication Trans Retail Satria Hamid Ahmadi mengatakan, konsep kerjasama ini sangat prospektif untuk memberikan keuntungan kedua pihak. "Misinya sama, yaitu ingin sama-sama menambah gerai," katanya, akhir pekan lalu. Skema bisnis yang ditawarkan adalah, perusahaan bioskop menyewa tempat di gerai Transmart Carrefour. Sejauh ini, konsep integrasi bioskop ini telah disematkan di 13 gerai Transmart Carrefour. Pada semester II-2017, sebanyak 10 gerai Transmart Carrefour dipastikan akan menambah fasilitas tempat nonton ini. Tidak mau kalah, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk kian atraktif menggaet pengunjung. Perusahaan ini tengah dalam masa transformasi untuk mendongkrak kinerja bisnisnya. Salah satu langkahnya adalah meningkatkan tenant di gerai-gerai Ramayana. Sama seperti Transmart, emiten berkode saham RALS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga menawarkan gerai-gerainya kepada pemain bioskop. Sekretaris Perusahaan RALS Setiadi Surya mengatakan, dampak kehadiran bioskop akan semakin memperlebar segmen market. Asal tahu saja, saat ini Ramayana merupakan pemain di kelas C dan D atau menengah ke bawah. Nah, mulai tahun lalu, perusahaan ini mencoba bermain di B minus. Saat ini, RALS memiliki beberapa gerai yang dilengkapi dengan bioskop, salah satunya terletak di Depok, Jawa Barat. Tahun ini Ramayana akan menghadirkan bioskop di gerai Ramayana yang berada di Samarinda. Kehadiran bioskop di gerai Ramayana ini bukan melalui skema kerjasama. "Kami undang saja, tidak kerjasama. Jadi kami sewakan ke Cineplex XXI," ujarnya. Sekadar catatan, kinerja Ramayana di semester I-2017 meningkat signifikan. Separuh pertama tahun ini, pendapatan Ramayana tercatat Rp 2,97 triliun atau naik 7,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,76 triliun. Sementara laba bersih Ramayana pada semester I-2017 Ramayana sekitar Rp 368,78 miliar. Angka ini melonjak 45,15% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yang hanya Rp 254,06 miliar. Tidak hanya memperkaya tenant mix. Inovasi lain yang peritel guna menggaet konsumen adalah mengintegrasikan seluruh lini usaha yang mereka miliki dalam satu gerai. Salah satunya PT Hero Supermarket Tbk. Emiten berkode saham HERO di BEI ini mulai melakukan integrasi bisnis di gerai Giant Ekstra CBD Bintaro Sektor 7 yang dijadikan IKEA online point. Langkah ini untuk memudahkan berbelanja produk-produk kebutuhan rumah tangga, serta menguatkan sektor digital. "Selama ini untuk gerai-gerai Giant Ekstra memiliki konsep memadukan hipermarket dengan restoran, fesyen dan lainnya untuk menarik pengunjung," ujar Tony Mampuk, General Manager Corporate Affairs HERO. Terkait Guardian, HERO mulai melakukan pemasaran digital untuk melanjutkan tren penjualan positif gerai farmasi tersebut. Sementara, untuk gerai Hero Supermarket, perusahaan ini mulai meluaskan ke segmen premium dengan mengenalkan gerai di Jakarta dan Bandung. Sedangkan gerai lain dikombinasikan dengan beragam tenant di luar dari integrasi di Grup HERO. Meningkatkan daya beli Penurunan daya beli yang menghadang pengusaha ritel menjadi pembelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan agar bekerjasama mencari strategi dan solusi guna mengembangkan bisnis. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, salah satu hal yang penting adalah penguatan research and development agar perusahaan terus inovatif dan berkreasi. Asosiasi sendiri sifatnya hanya mengimbau agar para peritel bisa mengikuti perkembangan tren, model, kreativitas dan lebih baik dalam membaca keinginan para konsumen. Sedangkan sisanya merupakan tugas pemerintah yang memiliki instrumen untuk meningkatkan perekonomian dan daya beli masyarakat.
"Kalau soal inovasi itu memang tugas kami (peritel), pemerintah bisa menyediakan kebijakannya. Pemerintah yang memegang instrumen-instrumen tersebut, kalau implementasinya benar tentukan berpengaruh ke peningkatan daya beli," terang Tutum. Fetty Kwartati, Ketua Panitia Hari Diskon Belanja Indonesia, mengatakan, salah satu cara meningkatkan daya beli masyarakat adalah dengan menyelenggarakan hari diskon yang yang diinisiasi oleh Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Acara yang digelar selama 13 hari sejak tanggal 15 Agustus 2017 tersebut akan semarak dengan diikuti oleh 200 perusahaan dengan lebih 500 merek. Para peritel sepertinya berharap banyak, kegiatan itu bisa mendongkrak omzet. "Seharusnya peningkatan penjualan lebih dari 10% ini kesempatan buat para peritel," kata Fetty. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini