KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot optimalisasi skema Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA) lantaran keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Sementara proyek infrastuktur yang akan dikembangkan masih membutuhkan dana sangat besar. Saat ini terdapat 13 proyek infrastruktur yang sudah direncanakan masuk dalam pipeline PINA yang nilainya investasinya mencapai Rp 136,5 triliun. "Sebagian besar dari proyek Rp 136,5 tiliun ini akan berasal dari Non APBN," kata CEO PINA Ekoputro Adijayanto, Kamis (23/11). Eko mengatakan, pihaknya akan menyeleksi proyek yang akan dibiayai PINA untuk ditawarkan ke investor berdasarkan Internal Rate of Return (IRR). Tingkat pengembalian modalnya harus visible dan bankable yaitu harus mencapai lebih dari 13%.
Ada 13 proyek masuk pendanaan non APBN
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot optimalisasi skema Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA) lantaran keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Sementara proyek infrastuktur yang akan dikembangkan masih membutuhkan dana sangat besar. Saat ini terdapat 13 proyek infrastruktur yang sudah direncanakan masuk dalam pipeline PINA yang nilainya investasinya mencapai Rp 136,5 triliun. "Sebagian besar dari proyek Rp 136,5 tiliun ini akan berasal dari Non APBN," kata CEO PINA Ekoputro Adijayanto, Kamis (23/11). Eko mengatakan, pihaknya akan menyeleksi proyek yang akan dibiayai PINA untuk ditawarkan ke investor berdasarkan Internal Rate of Return (IRR). Tingkat pengembalian modalnya harus visible dan bankable yaitu harus mencapai lebih dari 13%.