KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan, ada 14 proyek Carbon Capture and Storage (CCS)/Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS) di Indonesia yang masih dalam tahap studi/persiapan. Adapun sebagian besar ditargetkan on-stream sebelum 2030. Arifin menegaskan, pemerintah Indonesia menggarisbawahi pentingnya mengatasi iklim tantangan perubahan, dan mempromosikan pembangunan hijau dalam transisi energi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. “Mencapai keseimbangan antara peningkatan produksi minyak dan gas dan target emisi karbon, kita harus mempromosikan teknologi rendah emisi dan inovasi, misalnya melalui penerapan CCUS,” jelasnya dalam IPA Convention and Exhibition di JCC Senayan, Rabu (21/9).
Baca Juga: Konsumsi Energi Fosil Meningkat, Indonesia Hadapi Tantangan Ganda Arifin memaparkan, salah satu proyek menjanjikan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat adalah Tangguh Enhanced Gas Recovery (EGR) dan CCUS. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sekitar 25 juta ton CO2 hingga tahun 2035 serta meningkatkan produksi hingga 300 BSCF hingga 2035. Tangguh EGR/CCUS dapat menjadi role model pengembangan gas di Indonesia ke depan. Saat ini, Pemerintah sedang menyusun Peraturan Menteri tentang CCS/CCUS. Pada langkah pertama, fokus utama adalah mengatur CCS/CCUS untuk Enhanced Oil Recovery, Enhanced Gas Recovery atau Enhanced Coal Bed Methane di wilayah kerja migas.