KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan tujuh saham dalam kategori bergerak di luar kebiasaan atawa
unusual market activity (UMA) pada pekan ini. Jumlah saham ini naik ketimbang enam saham pada pekan lalu dan tiga saham pada pekan sebelumnya. Secara total ada 16 saham yang bergerak di luar kebiasaan dalam tiga pekan bulan November. Paling baru, BEI melihat penurunan harga saham di luar kebiasaan pada PT Andira Agro Tbk (ANDI) dan PT Pikko Land Development Tbk (RODA) pada Jumat (22/11).
Baca Juga: Analis: Hati-hati dengan saham yang bergerak kencang karena rumor Berikut 16 saham yang masuk UMA bulan ini hingga Jumat (22/11):
- Renuka Coalindo (SQMI)
- Bintang Mitra Semestaraya (BSMR)
- Darmi Bersaudara (KAYU)
- Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS)
- Forza Land Indonesia (FORZ)
- Sentral Mitra Informatika (LUCK)
- Terregra Asia Energy (TGRA)
- Dafam Property Indonesia (DFAM)
- Singaraja Putra (SINI)
- Dewata Freightinternational (DEAL)
- Sky Energi Indonesia (JSKY)
- Cowell Development (COWL)
- Envy Technologies Indonesia (ENVY)
- Trinitan Metals and Minerals (PURE)
- Pikko Land Development (RODA)
- Andira Agro (ANDI)
Baca Juga: Kinerja Narada Aset Manajemen Nyangkut Akibat Gagal Bayar Dari saham-saham tersebut, saham SQMI, BSMR, dan SINI masuk UMA karena peningkatan harga dan aktivitas saham yang di luar kebiasaan. BEI menandai saham SQMI dan BSMR dalam kategori UMA pada 6 dan 8 November. Sedangkan UMA saham SINI pada 15 November. Selain tiga saham tersebut, saham-saham lain bergerak di luar kebiasaan karena penurunan harga kumulatif yang signifikan. "Bursa mencermati perkembangan pola transaksi saham UMA," ungkap BEI dalam pengumuman.
Baca Juga: Sebanyak 50 emiten masuk notasi saham khusus BEI, salah satunya Tiga Pilar (AISA) Oleh karena itu, BEI berharap para investor memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa. Investor juga diharapkan untuk mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya. Investor pun perlu mengkaji kembali rencana aksi korporasi emiten jika rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati