Ada 19 emiten baru, ini kinerja sahamnya di semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga menjelang akhir semester pertama 2018, Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan 19 emiten anyar yang melakukan initial public offering (IPO) sejak awal tahun. Tapi, tak semua emiten baru mencatat kinerja saham yang gemilang.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, kenaikan dan penurunan harga saham emiten baru pada kuartal I 2018 ini dipengaruhi oleh faktor fundamental. "Di masa mendatang faktor fundamental yang paling berpengaruh. Sedangkan pengaruh animo pelaku investor hanya terasa lebih kuat ketika event IPO," kata Nafan, Rabu (20/6).

Sementara itu Vice President Research PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan bahwa kenaikan dan penurunan harga saham IPO salah satunya dipengaruhi oleh animo dan minat investor. "Selain itu, dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang positif serta strategi dari sekuritas penjamin emisi efek dalam memasarkan saham emiten sebelum IPO," kata William.


William mengungkapkan bahwa dampak libur lebaran yang disambung dengan pekan pendek tidak akan mengurangi investor untuk melakukan akumulasi beli terhadap saham IPO karena rilis data perekonomian dan kondisi fundamental perekonomian Indonesia masih cukup kuat. "Untuk saham-saham IPO, investor perlu melihat saham yang likuiditasnya tinggi," tambahnya.

Berikut kinerja saham 19 emiten yang IPO tahun ini:

1. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU).  Saat IPO pada tanggal 28 Mei, harga saham TUGU langsung turun 5,45% dari Rp 3.850 ke Rp 3.640 per saham. Harga saham TUGU mencapai level terendah Rp 3.100 per saham pada 6 Juni. Hari ini, harga saham TUGU ditutup pada Rp 3.390 per saham, atau turun 11,95% dari harga IPO.

2. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).  Saat IPO pada tanggal 16 Mei, harga saham HEAL langsung turun 5,68% dari Rp 3.700 ke Rp 3.490. Harga saham HEAL mencapai level terendah Rp 3.050 pada 21 Mei. Hari ini, saham HEAL ditutup pada Rp 3.550 per saham, atau turun 4,05% dari harga IPO.

3. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS).  Saat IPO pada tanggal 6 April harga saham INPS langsung naik 50% dari Rp 276 menjadi Rp 414. Hari ini, saham INPS ditutup pada Rp 2.200 per saham, atau naik 697,10% dari harga IPO.

4. PT LCKM Global Kedaton (LCKM).  Saat IPO pada tanggal 16 Januari harga saham LCKM langsung naik 50% dari Rp 208 menjadi Rp 312. Hari ini, saham LCKM ditutup pada Rp 436 per saham, atau naik 109,62% dari harga IPO.

5. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS).  Saat IPO pada tanggal 15 Februari harga saham BOSS langsung naik 50% dari Rp 400 ke Rp 600. Saham BOSS ditutup pada Rp 2.020 per saham, atau naik 405% dari harga IPO pada perdagangan hari ini.

6. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY).  Saat IPO pada tanggal 28 Maret harga saham JSKY langsung naik dari Rp 400 ke Rp 600 per saham. Saham JSKY ditutup pada Rp 885 per saham di hari ini, atau naik 121,25% dari harga IPO.

7. PT Tridomain Perfomance Materials Tbk (TDPM).  Saat IPO pada tanggal 9 April harga saham TDPM langsung naik 50% dari level Rp 228 ke Rp 342. Saham TDPM hari ini ada di level Rp 356 per saham, atau naik 56,14% dari harga IPO.

8. PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM).  Saat IPO pada tanggal 27 April harga saham DFAM naik 69,57% dari Rp 115 ke level Rp 195. Hari ini, harga saham DFAM ditutup di level Rp 830 per saham, atau naik 621,74% dari harga IPO.

9. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS).  Saat IPO pada tanggal 8 Mei lalu harga saham BTPS naik 23,08% dari Rp 975 ke level Rp 1.200 per saham. Harga saham BTPS ada di level Rp 1.560 per saham hari ini, atau naik 60% dari harga IPO.

10. PT Royal Prima Tbk (PRIM).  Saat IPO pada tanggal 15 Mei harga saham PRIM naik 47% dari Rp 500 ke level Rp 735. Harga saham PRIM hari ini ada di level Rp 1.235 per saham, atau naik 147% dari harga IPO.

11. PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK).  Saat IPO pada tanggal 23 Mei harga saham TRUK langsung naik 0,49% dari Rp 230 ke Rp 344. Hari ini, harga saham TRUK ditutup di level Rp 525 per saham, atau naik 128,26% dari harga IPO.

12. PT Steadfast Marine Tbk (KPAL).  Saat IPO pada tanggal 8 Juni harga saham KPAL langsung naik 69,57% dari level Rp 115 ke Rp 195 per saham. Hari ini, harga saham KPAL ditutup di level Rp 326 per saham, atau naik 183,48% dari harga IPO.

13. PT Sari Melati Kencana Tbk (PZZA). Saat IPO pada tanggal 23 Mei harga saham PZZA naik 1,36% dari Rp 1.100 ke Rp 1.115 per saham. Hari ini harga saham PZZA ditutup di level Rp 1.180 per saham, atau naik 7,27% dari harga IPO.

14. PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT). Saat IPO pada tanggal 8 Juni harga saham SWAT naik 70% dari level Rp 160 ke level Rp 272. Hari ini, harga saham SWAT ditutup di level Rp 424 per saham, atau naik 165% dari harga IPO.

15. PT MNC Studios International Tbk (MSIN). Saat IPO pada tanggal 8 Juni harga saham MSIN langsung turun 4% dari Rp 500 ke Rp 480. Hari ini harga saham MSIN ditutup di level Rp 505 per saham, atau naik 1% dari harga IPO.

16. PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO). Saat IPO pada tanggal 14 Mei harga saham SPTO langsung naik 10,34% dari level Rp 1.160 ke level Rp 1.280. Harga saham SPTO mencapai level terendah Rp 1.150 pada tanggal 16 Mei. Hari ini, harga saham SPTO ditutup di level Rp 1.170 per saham, atau naik 0,86% dari harga IPO.

17. PT Jaya Trishindo Tbk (HELI).  Saat IPO pada tanggal 27 Maret harga saham HELI langsung naik 70% dari level Rp 110 ke Rp 187. Harga saham HELI mencapai level terendah Rp 117 pada tanggal 28 Mei. Hari ini, harga saham HELI ditutup di level Rp 121 per saham, atau naik 10% dari harga IPO.

18. PT Charnic Capital Tbk (NICK). Saat IPO pada tanggal 2 Mei harga saham NICK langsung naik 70% dari Rp 200 ke Rp 340 per saham. Hari ini, harga saham NICK ditutup di level Rp 168 per saham, atau turun 16% dari harga IPO.

19. PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON).  Saat IPO tanggal 9 April harga saham GHON langsung naik 50% dari level Rp 1.170 ke Rp 1.755. Harga saham GHON mencapai level terendah Rp 1.040 pada tanggal 24 Mei. Hari ini, harga saham GHON ditutup di level Rp 1.050 per saham, atau turun 10,26% dari harga IPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati