KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih mengawal proses pencarian mitra strategis dalam rencana divestasi saham Sub Holding Sarana Infrastruktur. Saat ini, KRAS mencatat ada dua peminat utama yang tertarik untuk berinvestasi pada Sub Holding Sarana Infrastruktur. Mereka adalah Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim mengungkapkan, pembicaraan dengan INA dan PT Perusahaan Pengelola Aset sedang memasuki tahap akhir untuk memfinalisasi kesepakatan transaksi. “Yang kita tawarkan untuk tahap awal ini adalah kepemilikan 40% pada Krakatau Sarana Infrastruktur,” kata Silmy dalam acara public expose yang disiarkan secara virtual pada Selasa (23/11),
Sub Holding Sarana Infrastruktur ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan. Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) meraih laba Rp 1,05 triliun per Oktober 2021, ini pemicunya Anggotanya terdiri atas PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS). Subholding ini baru saja terbentuk pada 30 Juni 2021 lalu. Berdasarkan catatan KRAS, Sub Holding Sarana Infrastruktur mencatatkan revenue sebesar US$ 221 juta pada sepanjang Januari-Oktober 2021. Berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id, angka tersebut setara kurang lebih 11,88% dari realisasi penjualan KRAS di periode sama yang sebesar US$ 1,86 miliar. Dari hasil revenue itu, Sub Holding Sarana Infrastruktur tercatat membukukan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi alias Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar US$ 66,3 juta pada Januari-Okober 2021, atau setara kurang lebih 44,79% EBITDA KRAS di sepanjang Januari-Oktober 2021 yang sebesar US$ 148 juta.