Ada 45 Emiten di Pipeline Rights Issue BEI, Estimasi Dana Terhimpun Capai Rp 36,9 T



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 45 perusahaan yang berada pada pipeline Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) rights issue sampai dengan 1 Agustus 2022. Total dana yang diperkirakan akan diperoleh lewat rights issue mencapai Rp 36,9 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia membeberkan bahwa 45 emiten yang ada di pipeline rights issue tersebar pada berbagai sektor. Terbanyak ada di sektor keuangan dengan jumlah 17 emiten.

Kemudian enam emiten datang dari sektor basic materials, lima emiten sektor consumer cyclicals, tiga emiten masing-masing di sektor energi, transportasi & logistik, dan infrastruktur.


Selanjutnya, dua emiten masing-masing datang dari sektor consumer non-cyclicals, perindustrian dan sektor properti & real estate. Lalu sektor teknologi dan sektor kesehatan masing-masing menyumbang satu emiten.

"Ditinjau dari jumlah perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue, mencerminkan adanya kepercayaan untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan," kata Nyoman dalam keterangan yang disampaikan Selasa (2/8).

Baca Juga: Ini Daftar Emiten Bank yang Siap Rights Issue pada Semester II 2022

Menurut Nyoman, aksi ini selaras dengan jumlah perusahaan yang melakukan penggalangan dana melalui pencatatan saham di BEI. Hingga 1 Agustus 2022, ada 29 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI, dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,5  triliun.

Sedangkan pada pipeline pencatatan saham, masih ada 32 calon emiten yang berada dalam antrean untuk mencatatkan sahamnya di BEI. Dengan memperhitungkan jumlah pipeline pencatatan saham saat ini, diperkirakan pada hari Jumat 5 Agustus 2022 nanti, total perusahaan tercatat di BEI menembus angka 800.

"Tentunya ini merupakan pencapaian BEI yang patut disyukuri. Pencapaian ini juga tidak terlepas dari dukungan dan kebijakan pemerintah, OJK, self-regulatory organization lainnya dalam rangka membuat kondisi pasar modal kondusif pada masa yang dinamis," imbuh Nyoman.

Selain pencatatan saham baru, Nyoman juga menyoroti bahwa tahun 2021 lalu menjadi tonggak sejarah baru bagi BEI. Di mana, nilai rights issue mencapai angka Rp180,7 triliun. Tahun lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah melakukan rights issue dengan nilai fund raised tertinggi sebesar Rp 95,9 triliun.

Menurut Nyoman, tren positif di pasar modal telah dimanfaatkan oleh pelaku pasar termasuk para pemilik perusahaan dalam melakukan pendanaan sesuai kebutuhan dan strategi internal masing-masing. Momentum pemulihan ekonomi nasional juga turut mendorong korporasi melakukan penggalangan dana melalui pasar modal, baik melalui IPO maupun rights issue.

 
BBRI Chart by TradingView

Nyoman menyebut, BEI bersikap adaptif mengikuti perkembangan bursa global dan kebutuhan berbagai perusahaan di Indonesia.

"Semakin banyak perusahaan yang melakukan penggalangan dana di BEI, baik melalui IPO saham maupun rights issue mencerminkan bahwa inovasi dan kebijakan serta pengaturan yang telah kami lakukan sebelumnya direspon dengan baik oleh industri," pungkas Nyoman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari