KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Pemerintah memiliki 78 proyek yang berpeluang ditawarkan kepada investor. Proyek tersebut setidaknya memiliki total investai US$ 42,1 miliar. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, setidaknya 20 proyek dari daftar tersebut akan ditindaklanjuti dalam penandatangan dengan investor pada Kamis, (11/10) nanti. "Ada 20 proyek dengan nilai US$ 13 miliar dan melibatkan tidak kurang dari 12 BUMN," katanya kepada wartawan di Hotel Conrad, Selasa (9/10).
Menurut Selvano, kerjasama dengan investor atawa pihak swasta ini membuat proyek tersebut tidak hanya tergantung kepada perbankan. Tapi juga ke juga sumber lain seperti,
strategic partnership,
long term project financing, dan
capital market. Ia mencatat, dari 20 proyek yang akan ditandatangani itu, hampir 80% merupakan
strategic partnership, sekitar 18% merupakan
project financing, sementara sisanya adalah
capital market. "Khusus untuk capital market, Menteri BUMN dan para BUMN sangat fokus untuk mendiversifikasi sumber-sumber pendanaan ke depannya. Jadi, walaupun dari
capital market, bukan hanya (pakai cara) tradisional seperti obligasi rupiah atau IPO, tapi inovasi lainnya," tambah dia.
Yang pasti inovasi itu bersifat utang maupun non-utang, sehingga rasio risiko utang ke depannya bisa tetap terjaga. Dirinya juga mengapresiasi kepada Bank Indonesia dan OJK karena telah mendukung lantaran adanya DIFRA khususnya bagi BUMN. "Jadi ada
fixed income as well as equity. Yang
fixed income atau utang bisa
recycle bank loan sehingga dana yang di-raise dari infrastruktur ini yang bersifat utang bisa dipakai untuk
refinancing. Sedangkan yang bersifat
equity, bisa dipakai untuk membiayai proyek-proyek baru ke depannya," katanya. Selain dari infrastruktur ada beberapa sektor yang akan dieksplor, contohnya sekuritisasi seperti membuat versi
cross border. Hal itu tidak hanya investor domestik, tapi juga luar negeri untuk masuk ke pembiayaan tersebut. "Lainnya adalah green bond, sejalan dengan fokus ke depan dari BUMN untuk meningkatkan
environment fee friendly," tutup Silvano. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi