Meski Ada Ancaman Eksekusi, China Minta Warga Taiwan Datang dengan Semangat Tinggi



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China mengutuk Taiwan karena memperingatkan warganya untuk tidak berkunjung ke negaranya menyusul ancaman dari Beijing untuk mengeksekusi kelompok separatis. 

Menurut China, warga Taiwan dapat mengunjungi China tanpa perlu khawatir dan bisa datang dengan semangat tinggi.

Melansir Reuters, Pemerintah Taiwan menaikkan peringatan perjalanannya ke China pada minggu ini, dengan mengatakan kepada warganya untuk tidak pergi ke sana kecuali benar-benar diperlukan.


Imbauan tersebut dirilis setelah China mengumumkan pedoman hukum yang mengancam akan melakukan penuntutan dan, dalam kasus ekstrim, hukuman mati bagi separatis kemerdekaan Taiwan.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam, Kantor Urusan Taiwan di China mengatakan pedoman tersebut hanya ditujukan kepada sejumlah kecil kelompok separatis dan kata-kata serta tindakan jahat mereka. 

China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri.

Baca Juga: Ada Ancaman Hukuman Mati, Taiwan Peringatkan Warganya Agar Tidak Mengunjungi China

"Taiwan telah mengabaikan fakta-fakta tersebut dan berusaha mengintimidasi rakyatnya sendiri melalui cara-cara politik, yang sangat ditentang oleh China," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Mayoritas warga Taiwan dapat berpartisipasi dalam pertukaran dan kerja sama lintas selat. Mereka tidak perlu khawatir melakukan perjalanan ke dan dari daratan. Mereka pasti dapat tiba dengan semangat tinggi dan pulang dengan perasaan puas,” jelas Kantor Urusan Taiwan di China.

China telah berjanji untuk mengejar orang-orang yang dianggap sebagai separatis Taiwan di mana pun mereka berada, meskipun pengadilan China tidak memiliki yurisdiksi di Taiwan.

Dan tidak jelas bagaimana China berupaya untuk menegakkan keputusan hukum di luar perbatasannya.

Peringatan perjalanan Taiwan juga berlaku untuk kota-kota di China, Hong Kong dan Makau.

China tidak menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap Presiden Taiwan Lai Ching-te, yang dianggapnya sebagai “separatis”.

Baca Juga: China: Hukuman Maksimum Bagi Separatis Taiwan adalah Hukuman Mati

Sebagai salah satu bukti, China melakukan latihan perang selama dua hari setelah Lai menjabat bulan lalu dan secara teratur mengirimkan jet tempur dan kapal perang untuk beroperasi di sekitar Taiwan.

Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China tetapi ditolak. Dia menolak klaim kedaulatan Beijing dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.

China mengatakan setiap langkah Taiwan untuk mendeklarasikan kemerdekaan formal akan menjadi dasar untuk menyerang pulau tersebut.

Pemerintah di Taipei mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka, Republik Tiongkok, dan tidak berencana mengubahnya. 

Pemerintahan Republik melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan Komunis Mao Zedong.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie