KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan melaporkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar Rp 464,3 triliun atau sebesar 2,38% dari produk domestik bruto (PDB). Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan, defisit APBN yang sebesar 2,38% PDB tersebut terjadi karena penerimaan pemerintah yang lebih tinggi dari perkiraan menyusul kinerja perekonomian yang semakin membaik. Sementara itu, dari sisi belanja pemerintah, realisasinya lebih rendah dari yang ditargetkan, di mana realisasi belanja yang relatif rendah ini terutama terjadi untuk program pemulihan ekonomi nasional seperti penyerapan belanja kesehatan yang rendah menyusul pandemi covid-19 yang semakin terkendali.
Ada Ancaman Perlambatan Ekonomi, Ekonom Perkirakan Defisit APBN Terjaga di Bawah 3%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan melaporkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar Rp 464,3 triliun atau sebesar 2,38% dari produk domestik bruto (PDB). Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan, defisit APBN yang sebesar 2,38% PDB tersebut terjadi karena penerimaan pemerintah yang lebih tinggi dari perkiraan menyusul kinerja perekonomian yang semakin membaik. Sementara itu, dari sisi belanja pemerintah, realisasinya lebih rendah dari yang ditargetkan, di mana realisasi belanja yang relatif rendah ini terutama terjadi untuk program pemulihan ekonomi nasional seperti penyerapan belanja kesehatan yang rendah menyusul pandemi covid-19 yang semakin terkendali.