KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pertumbuhan penjualan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di tahun 2019 mengalami penurunan di konsumsi pelanggan sektor industri yang sampai dengan Mei 2019 tercatat hanya mencapai 0,56%. Angka konsumsi tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan pertumbuhan di sektor bisnis yang mencapai 5,86%, sedangkan rumah tangga berada di level 6,63%. Pada bulan April 2019, konsumsi industri menyusut hingga -4,04% dibandingkan bulan sebelumnya di level 3,49%, sementara Mei 2019 mencapai -3,82%. Padahal, pada bulan Januari hingga Maret 2019 pertumbuhan konsumsi industri stabil pada kisaran 3%.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN Syamsul Huda mengungkapkan, memang pada bulan April dan Mei ada penurunan karena ada momen lebaran dan Pemilu. Sektor industri yang menurun pemakaian listriknya ada di industri tekstil, baja, dan semen. "Kami juga tidak tahu masalahnya, bisa ditanyakan ke mereka," kata dia saat berkunjung ke Redaksi KONTAN, Kamis (11/7).
Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono menambahkan, bahwa benar jika terdapat siklus menjelang lebaran yang menyebabkan faktor konsumsi listrik industri cenderung turun. Salah satu cara PLN mengantisipasi penurunan tersebut ialah dengan memberikan diskon tarif kepada industri yang menggunakan listrik pada saat libur lebaran. "Jadi, diskon tarif itu untuk industri yang memanfaatkan waktu libur. Sehingga biaya listrik lebih murah dan mereka bisa produksi lebih banyak," ujar Yuddy. Namun, Yuddy juga menambahkan bahwa ada faktor lain di tahun 2019 ini, seperti Pemilu yang berlangsung di kuartal II 2019. Menurut Yuddy, produksi industri tekstil, semen, dan baja mengalami penurunan. Hal itu kemudian berdampak terhadap pertumbuhan penjualan listrik PLN di pasar industri. Sementara itu, jika melihat dari segmen pelanggan PLN secara keseluruhan, perusahaan tersebut membagi menjadi lima segmen yaitu industri, bisnis, rumah tangga, sosial, dan pemerintah. Akan tetapi, tiga sektor yang dominan hanyalah industri, bisnis, dan rumah tangga. Penggunaan listrik terbanyak ada pada pasar rumah tangga yang mencapai 42%, sedangkan industri 32%, dan bisnis berada di level 18%.
Data PLN menyebutkan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik (%) GWH pada tahun 2011 mencapai 7,26%, tahun 2012 mencapai 10,31%, tahun 2013 sebesar 7,79%, tahun 2014 mencapai 5,9%, tahun 2015 sebesar 2,14%, tahun 2016 mencapai 6,49%, tahun 2017 sebesar 3,3%, dan tahun 2018 mencapai 5,15%. Sedangkan untuk pertumbuhan manufaktur tahun 2011 sebesar 6,26%, tahun 2012 sebesar 5,62%, tahun 2013 mencapai 4,37%, tahun 2014 sebesar 4,61%, tahun 2015 sebesar 4,25%, tahun 2016 sebesar 4,26%, tahun 2017 sebesar 4,29%, tahun 2018 4,27%. Untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,44%, tahun 2012 mencapai 6,19%, tahun 2013 mencapai 5,56%, tahun 2014 mencapai 5,02%, tahun 2015 sebesar 4,79%, tahun 2016 mencapai 5,02%, tahun 2017 mencapai 5,07%, dan tahun 2018 mencapai 5,17%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini