JAKARTA. PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) terpaksa menunda sejumlah rencana ekspansi menyusul wajib rupiah dan anjoknya harga batubara. Hanya, untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapaitas 1 x 7,5 megawatt (MW) di Desa Apung, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dipastikan tetap jalan. PKN menargetkan pryek PLTU ini akan commissioning pada akhir bulan November mendatang. Presiden Direktur PKN, Jeffrey Mulyono mengatakan, saat ini komponen utama untuk power plant ini sudah sampai di tempat. Asal tahu saja, dari wilayah kerja tambang batubara milik PKN seluas 52 hektare (ha) di Desa Apung, dialokasikan 5 hektare lebih untuk membangun PLTU yang menghabiskan biaya hingga US$ 20 juta. Rencananya dari 7, 5 MW ini, sekitar 5 MW digunakan untuk kepentingan sendiri dan sisanya akan dijual ke PT PLN.
Ada aturan wajib rupiah, PKN tunda ekspansi
JAKARTA. PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) terpaksa menunda sejumlah rencana ekspansi menyusul wajib rupiah dan anjoknya harga batubara. Hanya, untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapaitas 1 x 7,5 megawatt (MW) di Desa Apung, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dipastikan tetap jalan. PKN menargetkan pryek PLTU ini akan commissioning pada akhir bulan November mendatang. Presiden Direktur PKN, Jeffrey Mulyono mengatakan, saat ini komponen utama untuk power plant ini sudah sampai di tempat. Asal tahu saja, dari wilayah kerja tambang batubara milik PKN seluas 52 hektare (ha) di Desa Apung, dialokasikan 5 hektare lebih untuk membangun PLTU yang menghabiskan biaya hingga US$ 20 juta. Rencananya dari 7, 5 MW ini, sekitar 5 MW digunakan untuk kepentingan sendiri dan sisanya akan dijual ke PT PLN.