KONTAN.CO.ID - JAKARTA. .Musim rilis kinerja keuangan kuartal III-2023 tiba. Para investor dan trader mulai memelototi kinerja para emiten itu dengan cermat sembari mencari peluang cuan. Di sektor keuangan selain perbankan, ada emiten asuransi seperti PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU). Laba bersihnya hingga semester II-2023 telah mencapai Rp 1 triliun atau naik 4,6 kali dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara
risk based capital (RBC) sebesar 570% di semester I-2023. Dengan pencapaian RBC tersebut, perusahaan menunjukkan dalam kondisi keuangan yang sangat stabil.
Analis pasar modal, Cheril Tanuwijaya memperkirakan laba bersih TUGU berpotensi mencapai Rp 1,18 triliun pada kuartal III-2023. “Selain karena menang dalam kasus hukum di Hong Kong, sebenarnya kinerja TUGU juga ditopang oleh core bisnis yang tetap solid,” katanya Cheril, dalam keterangannya, Rabu (25/10). . Cheril menambahkan, kinerja TUGU akan turut terdongkrak dari sisi pendapatan investasi karena perseroan sempat berinvestasi di saham PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) yang mengalami
uptrend di tengah appetite pasar terhadap sektor
renewable energy. TUGU tercatat sempat menggenggam saham PGEO sebanyak 332,4 juta dengan nilai setara dengan Rp 279,32 miliar. Namun saat harga saham PGEO mengalami kenaikan, TUGU perlahan-lahan merealisasikan keuntungan dari capital gain tersebut. “Kombinasi antara pertumbuhan pendapatan premi, kinerja investasi yang positif, efisiensi operasional dan aspek one off gain dari kasus hukum dengan Citibank menjadi katalis positif untuk harga saham TUGU,” katanya.
Baca Juga: Obligasi Negara Tetap Pilihan Favorit Asuransi Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan ada beberapa katalis positif saham TUGU.
Pertama, sisi kinerja fundamental yang solid dengan laba bersih yang melonjak signifikan sebesar 360.14% yoy ke Rp1,03 triliun pada Semester I-2023.
Kedua, ekspektasi dividen jumbo menyusul kenaikan signifikan laba bersih pada Semester I-2023. "
Ketiga adalah keberhasilan dari stock split,” ujarnya. Rio menjelaskan ekspektasi dividen jumbo berdasarkan laba TUGU pada tahun ini. Untuk hitungan sederhana dia menggunakan laba semester I-2023 yang mencapai Rp1,03 triliun.
“Kalau 30%-40% dibagi jadi dividen seperti
payout historis maka peluang dividennya bisa sampai Rp 300 miliar - Rp 400 miliar atau yield setara dengan 8%-10%.
Yield tersebut tergolong besar karena indeks IDX High Dividend juga memberikan yield yang kurang lebih sama dan beberapa bahkan hanya di kisaran 5%,” ujarnya. Lalu di tengah net foreign sell di Bursa Efek Indonesia yang mencapai Rp3,3 triliun pada pekan lalu, investor asing masih tercatat net buy saham TUGU. Rio memandang harga wajar saham TUGU pada level Rp 2.600 atau setara dengan
price to book value (PBV) 1 kali.. “Ini bisa menjadi acuan target price jangka panjang. Namun untuk mencapai ke sana juga perlu dicermati faktor teknikalnya. Untuk jangka pendek, secara teknikal, TUGU masih relatif konsolidasi
(sideways) di rentang support 1.200 dan resistance 1.330,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian