Ada bencana, jumlah kunjungan wisatawan anjlok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia pada November 2018 sebanyak 1,15 juta kunjungan. Jumlah tersebut turun 11,26% dari bulan Oktober 2018  yang sebesar 1,3 juta, tapi naik 8,16% bila dibandingkan bulan November 2017 yang sebesar 1,06 kunjungan.

Kepala BPS SUhariyanto mengatakan pergerakan jumlah wisman tersebut merupakan hal lumrah."Ini biasa karena musiman di mana bulan November low season," ujarnya, Rabu (2/1).

Secara kumulatif sejak Januari hingga November 2018 jumlah wisman tercatat sebanyak 14,4 juta kunjungan atau baru mencapai 84,70% dari target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 17 juta kunjungan pada tahun 2018.


Suhariyanto melanjutkan, penurunan jumlah wisman ini terjadi karena adanya rentetan bencana yang terjadi selama 2018 seperti meletusnya Gunung Agung di Bali, gempa di berbagai wilayah seperti Lombok dan Palu, serta tsunami di Banten. "Jadi semua agak khawatir meskipun ada komitmen dari pemerintah seperti pembenahan di Lombok. Ke depan untuk capai target, promosi akan terus digencarkan,"katanya.

Sedangkan berdasar pintu masuk, jumlah wisman masuk melalui udara sebanyak 707,500 kunjungan atau setara 61%, sedangkan melalui laut sebanyak 260,500  kunjungan atau setara 23% dan melalui jalur darat sebanyak 180,700 kunjungan atau setara 16%. "Kunjungan jalur udara terbanyak melalui Ngurah Rai, disusul Soekarno-Hatta dan Juanda," jelas dia.

Sedangkan melalui jalur darat, terjadi penurunan paling besar melalui Jayapura. Dari bulan sebelumnya terjadi penurunan sebesar 82,56%, sedangkan dari bulan November 2017 atau secara tahunan turun 81,93%.

Penurunan tajam ini disebabkan adanya peraturan baru apabila mengunjungi Skouw harus menggunakan passport, sedangkan sebelumnya hanya menggunakan identitas. Wisman terbanyak yang mengunjungi Indonesia merupakan kewarganegaraan Malaysia disusul Singapura, Timor Leste, Tiongkok dan Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli