Ada Dampak Lanjutan Kenaikan Harga BBM, Inflasi November Diprediksi Capai 0,17%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencatat deflasi sebesar 0,11% di bulan Oktober 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) berpeluang kembali mencatat inflasi pada November 2022.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Rima Prama Artha memperkirakan, inflasi di bulan November 2022 akan sebesar 0,17% atau secara tahunan sebesar 5,49% yoy.

Rima menyebut, sumber inflasi pada November 2022 adalah dampak lanjutan (second round impact) dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022 lalu. Menurutnya, ini masih akan menjadi sumber inflasi selama beberapa waktu ke depan.


“Pendorong inflasi masih dari kenaikan harga BBM yang lalu. Biasanya memang butuh sekitar 3 bulan hingga 6 bulan untuk normalisasi harga,” terang Rima kepada Kontan.co.id, Senin (28/11).

Baca Juga: OECD: Inflasi Indonesia Kembali ke Kisaran Sasaran pada Tahun 2024

Dampak lanjutan ini akan terlihat dari inflasi harga barang diatur pemerintah (administered price). Menurut hitungan Rima, inflasi administered price akan mencapai 11,70% yoy. Meski begitu, ini lebih landai dari capaian inflasi kelompok ini pada bulan sebelumnya yang sebesar 13,28% yoy.

Sedangkan untuk inflasi pangan bergejolak atau volatile food diperkriakan mencapai 6,61% yoy. Ini pun lebih rendah dari capaian inflasi pangan pada bulan lalu yang sebesar 7,19% yoy.

Sementara inflasi inti diperkirakan sebesar 3,26% yoy atau juga lebih rendah dari 3,31% yoy pada bulan Oktober 2022.

Baca Juga: Ekonom Proyeksi Terjadi Inflasi Pada November, Didorong Kenaikan Harga Pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat