Ada empat emiten baru di BEI dalam sepekan, begini rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas pencatatan saham emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali ramai di bulan September. Sejak awal bulan, ada empat emiten baru yang melantai di BEI.

Paling anyar, PT Prima Andalan Mandiri Tbk MCOL mencatatkan saham di BEI pada Selasa (7/9). Pada perdagangan perdananya, saham MCOL ditutup menguat 10,21% harga Rp 1.565 per saham.

PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dan PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) lebih dulu melantai di BEI pada Senin (6/9). Keduanya saham ini langsung menyentuh batas auto rejection atas (ARA). 


Baca Juga: Genjot produksi, Prima Andalan Mandiri (MCOL) menambah alat berat

Harga saham GPSO melesat 34,44% menjadi Rp 242 per saham dari harga IPO Rp 180 per saham. Menurut ketentuan bursa, saham dengan rentang harga acuan Rp 50 hingga Rp 200 per saham dapat bergerak naik maksimal 35%.

Sementara saham OILS saat pencatatan saham perdana kemarin melejit 24,44% menjadi Rp 336 per saham dari harga IPO Rp 270 per saham. Adapun saham dengan rentang harga acuan Rp 200-Rp 5.000 per saham dapat bergerak naik maksimal 25%.

Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas mengatakan, harga saham yang tidak langsung terkena ARA di hari pertama perdagangan bisa jadi menandakan kurang minatnya pelaku pasar terhadap saham ini. Menurut Sukarno, ada beberapa faktor yang membuat saham tidak langsung menyentuh batas ARA. Salah satunya yakni broker penjamin emisi tidak menjaga harganya agar tetap positif.

“Kedua karena ada tekanan jual yang meningkat melebihi tekanan beli, lebih karena banyak spekulan untuk spesialis saham-saham IPO yang memanfaatkan kenaikan di hari pertama,” kata Sukarno, Selasa (7/9).

Baca Juga: GPSO dan OILS Duet ARA Saat Pencatatan Saham Perdana

Untuk pergerakan saham MCOL, Sukarno menjelaskan nilai emisi yang tergolong besar juga menjadi salah satu penyebab saham ini tidak langsung terkena ARA di perdagangan perdana. Dia menambahkan, MCOL memiliki prospek yang cukup baik karena bergerak di sektor energi atau industri batubara yang tengah mengalami tren kenaikan harga batubara.

“Kemudian MCOR transaksi hari ini broker penjamin emisinya masih net buy jadi masih ada kesempatan harganya tetap bertahan di level positif,” tambah Sukarno.

Sukarno memberikan rekomendasi netral untuk saham MCOL lantaran termasuk saham-saham IPO dan pergerakannya belum dapat dianalisa menggunakan teknikal dengan menyeluruh.

Baca Juga: Menguat 0,56% ke Rp 900 per saham, Senin (6/9), saham Bukalapak (BUKA) naik 2 hari

Lebih lanjut, Sukarno memberi saran untuk pelaku pasar agar mencermati fundamental saham-saham yang baru IPO untuk menentukan saham mana saja yang masih layak untuk jadi pilihan investasi. “Jika tidak ya lebih ke spekulasi saja yang peluang kenaikan harganya tetap ada meskipun kinerjanya buruk sekalipun,” ungkap dia.

Pada penutupan perdagangan Selasa (7/9), beberapa saham pendatang baru ditutup variatif. GPSO tercatat turun 4,13% ke harga Rp 232 per saham, selanjutnya saham OILS melejit 25% ke harga Rp 420 per saham, dan saham PT Hasnur International Shipping Tbk (HAIS) melemah 3,31% ke harga Rp 292 per saham.

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga terpantau melemah 2,68% ke harga Rp 875 per saham, saham Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melemah 1,69% ke harga Rp 580 per saham, dan saham PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) menguat 9,94% ke harga Rp 376 per saham.

Baca Juga: IHSG Menuju Dasar, Jangan Sampai Terlewat Peluang Menadah Saham Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati