KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus menunjukkan pertumbuhan nkerja. Terutama pasca GOTO melepas unit bisnis e-commerce-nya, yakni PT Tokopedia kepada TikTok Pte. Ltd. Di kuartal I 2024, pertama kali GOTO merilis kinerja tanpa konsolidasi segmen e-commerce sebagai akibat dari transaksi investasi TikTok ke GOTO yang resmi rampung pada akhir Februari lalu. Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan, Henry Wibowo menilai segmen bisnis On Demand Services (ODS) akan menjadi pendorong pendapatan utama GOTO ke depan. Dalam hitungannya, GOTO memiliki kas bersih sekitar US$ 1,3 miliar. Dana tersebut dapat dialokasikan sepenuhnya untuk mengembangkan business ODS dan financial technology (fintech). "Dengan potensi pembelian kembali saham sekitar US$ 200 juta untuk meningkatkan keuntungan pemegang saham," jelas dia dalam riset 24 April 2024. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda memproyeksikan GOTO mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Meski begitu, GOTO masih harus menderita kerugian.
Menurutnya, beberapa strategi GOTO dapat memulihkan kinerjanya. Seperti dengan meningkatkan frekuensi pengguna eksisting dan memperluas jangkauan pasar. "Kemudian melakukan inovasi produk yang menjangkau konsumen dan memprioritaskan harga serta meningkatkan monetisasi dan memperkuat fundamental perusahaan," katanya, pekan lalu. Baca Juga: Kas Kuat Rp 23 T, GOTO Siap Buyback Saham JP Morgan melihat, GOTO menyeimbangkan antara pemulihan pertumbuhan dan manajemen biaya pada kinerjalKuartal I-2024. Henry menyatakan, ada empat hal positif dalam kinerja GOTO di kuartal I-2024. Pertama, GOTO telah mengembalikan momentum pertumbuhan, tercermin pada pertumbuhan gross transaction value (GTV) sebesar 20% menjadi Rp 116,5 triliun. Pertumbuhan ini dengan optimalisasi biaya secara berkelanjutan.