KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal syariah berpotensi terus merekah seiring hadirnya produk Exchange Traded Fund (ETF) emas. Pada 2025, jumlah investor dan nilai transaksi di pasar modal syariah Tanah Air terus meningkat. Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan jumlah investor pasar modal syariah mencapai 211.596 investor per November 2025. Ini meningkat 24,9% dari posisi 2024 di level 169.397. Raihan tersebut telah melampaui target tambahan 13.000 investor pasar modal. Sejak awal 2025 sampai dengan November 2025, terdapat 42.199 investor pasar modal syariah baru.
Baca Juga: OJK Matangkan Aturan ETF Emas, Berpeluang Meluncur pada 2026 Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menyampaikan, sebenarnya target 13.000 investor baru itu sudah tercapai di semester I-2025, tetapi BEI masih terus berupaya menggenjot investor. Dia menjabarkan faktor pendorong terlampauinya target pertumbuhan investor ini karena berhasilnya program inklusi untuk investasi syariah dan program edukasi kerja sama dengan mitra strategis lainnya. “Kami masih terus melanjutkan upaya pertumbuhan investor syariah melalui berbagai program edukasi pasar modal syariah yang dikelola oleh Divisi Pasar Modal Syariah BEI,” kata Jeffrey kepada Kontan, Selasa (16/12/2025). Kenaikan jumlah investor ini turut mendongkrak nilai rata-rata harian transaksi (RNTH) atas saham syariah. Per 15 Desember 2025, RNTH perdagangan saham syariah mencapai Rp 11,1 triliun. Tak hanya itu, rata-rata harian frekuensi transaksi pasar syariah mencapai 74,2%. Kemudian rata-rata harian volume transaksi juga meningkat 65,5%. Kemudian nilai kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menguasai 56,7% dari total kapitalisasi pasar saham. Sementara nilai kapitalisasi pasar, ISSI menguasai 56,7%. RNTH ISSI telah melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Per 15 Desember 2025, RNTH IHSG mencapai Rp 17,6 triliun atau naik 37,5% dari akhir 2025 dan RNTH ISSI mencapai Rp 11,11 triliun atau tumbuh 83%.
Baca Juga: Aturan ETF Emas Siap Meluncur Kuartal I-2026, MI Bersiap Bikin Produk Namun tak berhenti sampai di situ, BEI sedang mematangkan produk ETF emas untuk mendorong pertumbuhan pasar modal syariah. Di mana, produk ini masih menunggu regulasi terkait. “Saat ini, masih dalam tahap pengembangan, sambil menunggu regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan produk ETF Emas,” jelas Jeffrey. Produk ETF Emas ini sudah mendapatkan fatwa dari DSN MUI, yaitu fatwa DSN MUI no. 163/2025 tentang ETF Syariah Emas. Di mana, fatwa ini sudah terbit per Juli 2025. Jeffrey bilang pihaknya optimistis penerbitan ETF Emas akan menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal syariah, khususnya yang selama ini sudah sangat familiar dengan Emas sebagai instrumen investasi. “Karena ETF emas akan membuka kesempatan lebih besar bagi berbagai kalangan baik investor institusi maupun retail untuk berinvestasi emas,” tuturnya. Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai selama kinerja emiten terjaga dan prospek usahanya positif, saham-saham syariah berpeluang imbal hasil positif kepada investor.
Baca Juga: ETF Emas Berpotensi Ramai Peminat, Tapi Tantangan Pajak Masih Membayangi Tak heran semua indeks saham syariah mengalami penguatan sepanjang 2025. ISSI, misalnya yang melesat 43,75% sepanjang tahun berjalan ini. Bahkan, kinerja ISSI telah melampaui IHSG yang hanya menguat 22,69%. Secara
year to date, Jakarta Islamic Index (JII) juga melonjak 21,12%. Penguatan juga terjadi pada indeks JII70 sebesar 22,30%, IDX-MES BUMN 17 sebesar 21,75% dan IDX Sharia Growth 13,74%. “Pertumbuhan investor ritel juga mendukung peningkatan animo mereka untuk berpartisipasi di pasar modal tanah air, khususnya pasar modal syariah,” ujarnya.
Dengan dukungan kinerja emiten, prospek bisnis, serta pertumbuhan basis investor, apalagi tambahan produk ETF emas, Nafan memproyeksikan bahwa pasar modal syariah masih memiliki potensi yang menarik di 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News