KONTAN.CO.ID -JAKARTA. ADA, anak usaha Axiata Digital Service yang bergerak di agensi digital marketing merilis hasil online survey yang dilakukannya. Melalui survey yang dilakukan terhadap 200 pelaku industri pemasaran menemukan tahun depan ekspektasi pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara cenderung melambat. Survey tersebut menemukan 46,1% responden menganggap pertumbuhan konsumen melambat sedangkan 30,1% lainnya beranggapan pertumbuhan konsumen cenderung stagnan. Oleh karena itu, strategi pemasaran tahun depan pun bakal berubah. Baca Juga: XL Axiata (EXCL) sebut proses tender menara masih berjalan Kiril Mankovski, Managing Director ADA menyebut segmen iklan digital akan bertumbuh tahun depan. Ia menyatakan pertumbuhan di segmen iklan digital mengalami pertumbuhan 13%-17% setiap tahunnya dan mengambil porsi yang besar dari belanja iklan perusahaan. "Estimasi marketing budget iklan atau advertising market itu kira-kira US$ 3 miliar dan iklan digital sudah hampir US$ 1 miliar itu kira-kira sudah 30%," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/12) Ia menyebutkan iklan ke media cetak akan susut, sedangkan televisi akan tumbuh sekitar 5% saja. Sedangkan media digital berpotensi tumbuh 17% sehingga budgeting iklan pada tahun depan akan banyak menyasar iklan digital ketimbang konvensional. Faradi Bachri, Country Director Agency menambahkan bahwa tv masih berpeluang tumbuh tahun depan tetapi tidak besar. Sedangkan untuk media cetak dirinya menyampaikan sedikit mengalami penurunan hanya saja strategi perusahaan media saat ini dianggap tepat. "Mulai ada grup-grup ada punya Emtek, CT Corp, Kompas Gramedia, GDP dan lain-lain. Grup-grup ini yang akan bikin konsensus dalam menentukan harga (iklan)," tambahnya. Menurutnya karena sebelumnya perusahaan media tidak berkonsolidasi secara grup maka dari sisi perusahaan iklan susah menentukan standar. Saat ini dengan konsolidasi media menurutnya perusahaan media bisa menggarap potensi iklan digital dengan cukup baik.
ADA: Iklan digital tahun depan tumbuh 17%
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. ADA, anak usaha Axiata Digital Service yang bergerak di agensi digital marketing merilis hasil online survey yang dilakukannya. Melalui survey yang dilakukan terhadap 200 pelaku industri pemasaran menemukan tahun depan ekspektasi pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara cenderung melambat. Survey tersebut menemukan 46,1% responden menganggap pertumbuhan konsumen melambat sedangkan 30,1% lainnya beranggapan pertumbuhan konsumen cenderung stagnan. Oleh karena itu, strategi pemasaran tahun depan pun bakal berubah. Baca Juga: XL Axiata (EXCL) sebut proses tender menara masih berjalan Kiril Mankovski, Managing Director ADA menyebut segmen iklan digital akan bertumbuh tahun depan. Ia menyatakan pertumbuhan di segmen iklan digital mengalami pertumbuhan 13%-17% setiap tahunnya dan mengambil porsi yang besar dari belanja iklan perusahaan. "Estimasi marketing budget iklan atau advertising market itu kira-kira US$ 3 miliar dan iklan digital sudah hampir US$ 1 miliar itu kira-kira sudah 30%," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/12) Ia menyebutkan iklan ke media cetak akan susut, sedangkan televisi akan tumbuh sekitar 5% saja. Sedangkan media digital berpotensi tumbuh 17% sehingga budgeting iklan pada tahun depan akan banyak menyasar iklan digital ketimbang konvensional. Faradi Bachri, Country Director Agency menambahkan bahwa tv masih berpeluang tumbuh tahun depan tetapi tidak besar. Sedangkan untuk media cetak dirinya menyampaikan sedikit mengalami penurunan hanya saja strategi perusahaan media saat ini dianggap tepat. "Mulai ada grup-grup ada punya Emtek, CT Corp, Kompas Gramedia, GDP dan lain-lain. Grup-grup ini yang akan bikin konsensus dalam menentukan harga (iklan)," tambahnya. Menurutnya karena sebelumnya perusahaan media tidak berkonsolidasi secara grup maka dari sisi perusahaan iklan susah menentukan standar. Saat ini dengan konsolidasi media menurutnya perusahaan media bisa menggarap potensi iklan digital dengan cukup baik.