Ada IPO GoTo, Saham-Saham Sektor Teknologi Masih Lesu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham sektor teknologi (IDX Sector Technology) bergerak lesu sejak awal tahun atau year to date (ytd). Mengutip catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan hari ini, Rabu (16/3), sektor teknologi melorot 12,87%. Penurunan indeks sektoral ini paling dalam jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. 

Pengumuman rencana initial public offering (IPO) oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) tampaknya tidak berpengaruh terhadap pergerakan saham-saham di sektor ini. Tercatat, IDX Sector Technology justru tertekan 1,59% kemarin dan menurun lagi 0,90% hari ini. 

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mencermati, secara umum, saham-saham sektor teknologi memang masih sensitif terhadap sentimen kenaikan suku bunga. "Kami melihat bahwa kemungkinan Bank Indonesia (BI) juga akan menaikkan suku bunga acuan mengikuti The Fed dalam waktu dekat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/3). Kenaikan suku bunga ini akan mendiskon cashflow yang diharapkan bisa dihasilkan oleh emiten-emiten teknologi di masa mendatang.  


Baca Juga: Tak Mau Seperti BUKA, Ini Cara Manajemen GOTO Cegah Harga Saham Anjlok Pasca IPO

Senada, Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mencermati, sektor teknologi memang dibayangi wacana kenaikan tingkat suku bunga oleh The Fed, yang kemungkinan besar akan diikuti oleh Bank Indonesia. 

Kenaikan tingkat suku bunga pun diprediksi akan lebih tinggi lagi dengan adanya inflasi yang tinggi akibat harga komoditas yang melonjak. Kondisi ini  semakin menekan saham-saham teknologi. Oleh karenanya, terhadap saham-saham di sektor tersebut, Daniel cenderung merekomendasikan wait and see terlebih dahulu. 

"Kenaikan suku bunga akan menjadi salah satu sentimen negatif untuk sektor ini dikarenakan dapat berpotensi meningkatkan beban bunga emiten-emiten teknologi," ujarnya. Kendati begitu, pergerakan saham teknologi DMMX dianggap cukup menarik sehingga masih bisa dicermati. Investor pun bisa melakukan buy on weakness dengan target harga di kisaran Rp 1.960 per saham. 

Baca Juga: Masih Merugi di Tengah IPO, Begini Strategi GoTo untuk Mencetak Laba

Daniel pun tidak menutup kemungkinan, kurang menariknya sektor teknologi bisa mempengaruhi minat masyarakat terhadap hajatan IPO GoTo. Apalagi, laporan keuangan GoTo masih menanggung kerugian bersih. 

Sekadar informasi, mengutip prospektus awal, GoTo masih menanggung rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 11,57 triliun per akhir September 2021. Kerugian ini lebih besar ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 10,42 triliun. 

Berbeda, Paulus justru menekankan investor untuk mencermati prospek bisnis dari masing-masing perusahaan teknologi ke depan. Apabila hanya dilihat dari kinerja keuangannya saja, emiten-emiten teknologi memang tampak belum baik, bahkan bisa menanggung rugi. 

Dia mencontohkan GoTo yang berencana IPO, saat ini kinerjanya masih merugi akan tetapi calon emiten itu memiliki prospek yang menarik. Yang tidak kalah penting, investasi di saham-saham teknologi mesti dilakukan sesuai dengan karakter dan gaya berinvestasi masing-masing investor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati