Ada kabar positif seputar perang dagang AS-China, harga minyak masih berpeluang naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia masih berpotensi naik seiring kabar positif terkait perkembangan perang dagang antara AS dan China.

Jumat (6/9) pukul 16.30 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange (Nymex) melemah 0,11% ke level US$ 56,24 per barel.

Adapun harga minyak brent di ICE Futures kontrak pengiriman November 2019 terkoreksi 0,02% ke level US$ 60,94 per barel.


Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, peluang harga minyak untuk kembali rebound sangat terbuka. Terlebih lagi, sejak Rabu kemarin harga komoditas ini selalu mengalami kenaikan harga.

Harga minyak mendapat tenaga setelah pada Kamis (5/9) kemarin AS dan China sepakat untuk menggelar pembicaraan perdagangan tingkat tinggi pada awal Oktober nanti di Washington, AS.

Baca Juga: Perang dagang AS-China pengaruhi penurunan ICP Agustus jadi UUS$ 57,27 per barel

Lewat sambungan telepon, Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, serta Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin setuju mengadakan pertemuan tersebut.

Sentimen ini berdampak positif bagi harga minyak karena menunjukkan titik terang bahwa permintaan komoditas tersebut akan meningkat di masa mendatang. 

“Para pelaku pasar optimistis rencana pertemuan AS-China akan meredakan perang dagang dan perekonomian kembali membaik,” terang Faisyal, Jumat (6/9).

Di samping itu, potensi kenaikan harga minyak akan ditopang oleh data cadangan minyak AS yang kembali turun 4,8 juta barel pada pekan lalu menurut Energy Information Association (EIA). Sudah tiga pekan berturut-turut cadangan minyak negeri Paman Sam melorot.

Kini, jumlah cadangan minyak AS tercatat sebesar 423 juta barel. “Total cadangan minyak AS sekarang berada di level terendah sejak Oktober 2018,” ujar dia.

Baca Juga: Rencana negosiasi dagang AS-China tak mampu mengungkit harga minyak, ini sebabnya

Dari sisi teknikal, harga minyak bergerak di atas MA50, MA100, dan MA200. Indikator stochastic bergerak di level 25,31 sedangkan indikator RSI berada di level 58,21. Sementara itu, indikator MACD berada di area 0,375.

Dengan demikian, Faisyal memperkirakan harga minyak WTI akan bergerak di kisaran US$ 54,00—US$ 58,50 per barel pada Senin (9/9) mendatang. 

Sementara dalam sepekan ke depan, harga minyak akan berada di rentang US$ 52,60—US$ 60,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi