Ada kasus infeksi Covid-19 baru, Perth berpotensi kembali dilockdown



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Kota terbesar keempat di Australia menghadapi ancaman penguncian kedua dalam dua pekan, menurut para pejabat, setelah seorang penjaga keamanan hotel karantina di Perth dan dua teman serumahnya dinyatakan positif Covid-19.

Mengutip Reuters, Minggu (2/5), Perdana Menteri Australia Barat mark McGowan mengatakan bahwa dia belum memutuskan apakah ibu kota negara bagian itu, yang pekan lalu baru dibuka setelah menguncian seketika selama tiga hari telah melaporkan satu infeksi Covid-19, akan diisolasi kembali pada Minggu.

"Pembatasan kami berlaku, dan penggunaan masker, serta kemampuan pelacak kontak dan pengujian kami memberi kami kemampuan untuk menahan keputusan penguncian," kata McGowan kepada wartawan Sabtu malam.


"Tapi mungkin saja ini bisa berubah besok, atau lusa."

Baca Juga: India's daily COVID-19 cases pass 400,000 for first time as second wave worsens

Australia, yang tidak memiliki komunitas penularan virus corona lain, akhir pekan ini melarang warga yang telah berada di India dalam waktu 14 hari sejak kembali ke rumah, karena negara terpadat kedua di dunia itu bersaing dengan lonjakan kasus Covid-19 dan kematian.

Negara itu telah memberantas infeksi komunitas setelah menutup perbatasannya untuk non-warga negara pada Maret 2020, mencatat hanya 29.800 kasus dan 910 kematian.

McGowan mengatakan, penjaga keamanan berusia 20 tahun yang terinfeksi bekerja di Hotel Pan Pacific Perth dan telah mendapatkan vaksin Covid-19 pertamanya. Dia sekarang dikarantina bersama tujuh teman serumahnya, lima di antaranya sejauh ini dinyatakan negatif.

Pejabat negara akan memberikan informasi terbaru pada Minggu sore.

Selandia Baru pada Sabtu malam menunda perjalanan dari Australia Barat, membatalkan dua penerbangan yang dijadwalkan tiba pada Minggu pagi. Negara Pasifik itu bulan lalu menyetujui "gelembung perjalanan" bebas karantina dan pengujian Covid dengan Australia.

Selanjutnya: Perketat karantina cegah kasus impor covid-19

Editor: Herlina Kartika Dewi