Ada Katalis Positif, Simak Rekomendasi Analis pada Saham SMGR



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) melaporkan kinerja keuangan periode 2021. Tercatat, pendapatan SMGR menurun 0,62% secara tahunan menjadi Rp 34,95 triliun. Sementara, perolehan laba bersih juga menurun 27,33% secara tahunan menjadi 2,02 triliun. 

Untuk di 2022, Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery memproyeksikan perbaikan dari marketing sales sektor properti masih dapat berlanjut dan jadi katalis positif bagi SMGR. 

Di sisi lain, pembangunan ibu kota baru juga akan berkontribusi baik pada prospek penjualan semen SMGR di pasar domestik.


"Permintaan semen domestik di tahun ini berpotensi tumbuh di rentang 4%-5% seiring dengan prospek berlanjutnya pertumbuhan ekonomi di tahun ini," kata Michael. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Batubara Tekan Kinerja Semen Indonesia (SMGR) pada 2021

Rizky Khaerunnisa, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia menulis dalam risetnya, kinerja SMGR di tahun ini mendapat katalis positif dari pemerintah yang mengalokasikan Rp 384,8 triliun anggaran infrastruktur. Walaupun alokasi anggaran tersebut lebih rendah dari 2021. 

Rizky memproyeksikan ASP SMGR di tahun ini juga berpotensi naik. Adanya aturan batasan harga jual batubara di US$ 90 per ton juga dapat mempertahankan marjin SMGR.

 
SMGR Chart by TradingView

Selain itu, Harga Batubara Acuan (HBA) yang ditetapkan US$ 158,50 per ton pada 22 Januari turun 26,28% dari US$ 215 per ton di November juga menambah katalis positif bagi SMGR. 

Pertumbuhan pendapatan SMGR di tahun ini, Michael proyeksikan sebesar 9% secara tahunan dengan asumsi pertumbuhan volume mencapai 6% secara tahunan dan SMGR memegang market share sekitar 52%. 

Baca Juga: Volume Penjualan Semen Indonesia (SMGR) Naik Tipis pada Tahun Lalu

Risiko yang perlu investor cermati untuk SMGR adalah level harga batubara yang berpotensi lebih tinggi dari ekspektasi. 

"Harga batubara yang naik akan menjadi pertimbangan untuk memangkas target kinerja," kata Michael. Sementara, untuk saat ini, Mihcael masih mempertahankan beli dan memasang target harga Rp 11.500 per saham. 

Sementara, Rizky merekomendasikan add dan memasang target harga Rp 7.700 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli