Ada kebijakan lockdown, ekspor kayu Tirta Mahakam Resource (TIRT) terhambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis PT Tirta Mahakam Resource Tbk (TIRT) terganjal kebijakan lockdown di sejumlah negara tujuan ekspor untuk penjualan kayu plywood. Wabah corona  membuat penurunan permintaan bahkan pembatalan sejumlah order di tahun ini. 

Presiden Direktur Tirta Mahakam Resource Djohan Surja Putra menjelaskan penerapan kebijakan lockdown pada sejumlah negara termasuk negara tujuan ekspor TIRT seperti Eropa, India, Jepang, yang menyebabkan penjualan ekspor Plywood terutama ke Jepang sebagai pasar utama mengalami kendala. 

"Terjadi penurunan permintaan bahkan terjadi pembatalan beberapa pesanan di tahun ini," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/5).  


Baca Juga: TIRT lakukan penyesuain mesin untuk penuhi permintaan pasar luar negeri

Djohan menjelaskan dari segi pengiriman barang, kebijakan lockdown juga mengakibatkan logistik antar negara juga semakin sulit dan tidak bisa dilakukan setiap saat seperti pada kondisi normal. 

Adapun dari sisi permintaan pasar produk di negara tujuan yang menjadi pasar utama, kondisi pandemi mengakibatkan penurunan permintaan yang sangat signifikan atas produk Plywood sebagai salah satu material pendukung sektor properti. 

Djohan menambahkan dari sisi supply bahan baku, kondisi pandemi menyebabkan terganggunya pasokan sejumlah bahan baku utama karena mereka harus menurunkan kegiatan usaha utamanya untuk mengurangi risiko penyebaran lebih lanjut. 

Ditambah lagi baru-baru ini juga terdapat penerapan pembatasan lokal oleh pemerintah setempat seperti instruksi khusus dari Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam rangka peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran Virus Corona.

Djohan mengakui hal ini sangat mempengaruhi kegiatan usaha serta menyebabkan terganggunya pengadaan bahan baku utama yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam proses produksi. 

Baca Juga: Tirta Mahakam (TIRT) menderita kerugian Rp 36 miliar tahun 2018

Adanya hambatan tersebut, Djohan mengungkapkan Tirta Mahakam sudah mengambil langkah mengurangi aktivitas produksi secara signifikan sesuai dengan penurunan permintaan. Di sisi lain, TIRT juga melakukan pengurangan tenaga kerja (PHK) agar bisa menurunkan biaya operasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi