Lelang SUN pekan depan diprediksi akan mendapat sambutan positif investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 8 triliun - Rp 12 triliun di lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa 12 Oktober 2021. Terdapat tujuh seri yang ditawarkan di lelang kali ini.

Merujuk dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, ketujuh seri SUN yang akan dilelang adalah seri SPN (Surat Perbendaharaan Negara) dan FR (Fixed Rate). 

Head of Fixed Income BNI, Fayadri, menilai, lelang SUN nanti masih akan mendapatkan sambutan yang baik dari investor. Hal ini menurutnya masih akan didukung oleh kondisi likuiditas perbankan yang masih sangat memadai, dan tingkat yield atau imbal hasil yang saat ini menarik. 


“Meskipun pasar obligasi domestik dan global masih dibayangi tekanan pelemahan US Treasury namun lelang SUN hari Selasa nanti diperkirakan masih akan disambut antusias oleh investor, jumlah penawaran yang masuk masih akan melebihi target yang ditetapkan pemerintah,” kata Fayadri kepada Kontan, Jumat (8/10).

Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang SUN pekan depan diprediksikan mencapai Rp 50 triliun

Fayadri memperkirakan seri FR090 yang jatuh tempo pada tahun 2027 dan FR091 yang jatuh tempo pada 2032 akan dilirik banyak investor, karena kedua seri ini akan menjadi seri benchmark, menggantikan seri FR086 dan FR087. “Dua seri benchmark yang saat ini sangat likuid diperdagangkan di pasar sekunder,” jelasnya.

Selanjutnya, seri FR092 yang jatuh tempo pada 2042 juga dinilai akan menarik minat investor, terutama karena tahun depan akan menjadi seri benchmark dan menggantikan seri FR083. 

Fayadri juga mengamati, kalau mendekati akhir tahun target penerbitan SUN sudah mulai dikurangi pemerintah. Hal ini terlihat dari beberapa lelang SUN dan Sukuk terakhir yang dikurangi target indikatifnya.

Ia perkirakan, lelang Selasa anti akan mendapatkan penawaran di kisaran Rp 60 triliun dengan tingkat yield yang tidak akan berbeda jauh dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.

“Malah dalam kondisi mulai berkurangnya supply seperti saat ini ada kemungkinan justru investor, terutama kelompok dealer utama, lebih agresif dalam menyampaikan penawarannya,” pungkas Fayadri.

Selanjutnya: Sah! DPR setujui APBN 2022, target pertumbuhan ekonomi 5,2% yoy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli