KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembagian dividen tunai PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (26/4). Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store Miranti Hadisusilo menjelaskan, LPPF bakal membagikan dividen tunai Rp 933,60 miliar atau sekitar 85% laba bersih tahun lalu setelah dikurangi dengan penurunan nilai investasi Rp 769,77 miliar. "Sementara sisa yang sebesar Rp 164,7 miliar dijadikan sebagai laba ditahan," tambah dia. Sekadar info, pada tahun 2018, laba bersih LPPF turun 42,46% menjadi Rp 1,1 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,91 triliun. Laba yang anjlok ini disebabkan oleh adanya kerugian atas penurunan nilai investasi pada instrumen ekuitas sebesar Rp 769,77 miliar. Berdasarkan laporan keuangan LPPF tahun 2018, kerugian ini merupakan nilai investasi pada PT Global Ecommerce Indonesia. Nilai kerugian Rp 769,77 miliar ini merupakan 19,62% dari seluruh modal ditempatkan Global Ecommerce pada Desember 2017. Tahun lalu, LPPF meninjau kembali nilai terpulihkan atas investasi di Global Ecommerce. Peninjauan kembali inilah yang menghasilkan pengakuan atas kerugian penurunan nilai Rp 769,77 miliar. Menurut laporan arus kas LPPF, pembelian saham Global Ecommerce Indonesia pada tahun 2017 mencapai Rp 590 miliar. Menurut Miranti, alasan LPPF tetap membagikan dividen meski mencatatkan penurunan laba bersih di 2018 karena sebenarnya jika tidak dikonsolidasikan dengan penurunan dari nilai investasi pada PT Global Ecommerce Indonesia, mereka tetap membukukan laba bersih tak jauh berbeda dengan perolehan di tahun 2017. "Tanpa perhitungan itu, sebenarnya laba bersih kami sebesar Rp 1,9 triliun atau tak jauh berbeda dengan perolehan di akhir 2017 yang sebesar Rp 1,91 triliun," papar dia. Miranti menambahkan bahwa penurunan investasi yang sebesar Rp 769,77 miliar tersebut sebenarnya dianggap sebagai cadangan investasi. "Itu dikonsolidasikan secara perhitungan akuntasi saja. Maka, jika tak dihitung, maka sebenarnya laba bersih kami di 2018 turunnya cuma sedikit bila dibandingkan dengan 2017. Ini alasannya mengapa kami masih berani untuk bagikan dividen di 2019 ini," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ada kerugian investasi, ini alasan Matahari Department Store (LPPF) bagi dividen
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembagian dividen tunai PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (26/4). Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store Miranti Hadisusilo menjelaskan, LPPF bakal membagikan dividen tunai Rp 933,60 miliar atau sekitar 85% laba bersih tahun lalu setelah dikurangi dengan penurunan nilai investasi Rp 769,77 miliar. "Sementara sisa yang sebesar Rp 164,7 miliar dijadikan sebagai laba ditahan," tambah dia. Sekadar info, pada tahun 2018, laba bersih LPPF turun 42,46% menjadi Rp 1,1 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,91 triliun. Laba yang anjlok ini disebabkan oleh adanya kerugian atas penurunan nilai investasi pada instrumen ekuitas sebesar Rp 769,77 miliar. Berdasarkan laporan keuangan LPPF tahun 2018, kerugian ini merupakan nilai investasi pada PT Global Ecommerce Indonesia. Nilai kerugian Rp 769,77 miliar ini merupakan 19,62% dari seluruh modal ditempatkan Global Ecommerce pada Desember 2017. Tahun lalu, LPPF meninjau kembali nilai terpulihkan atas investasi di Global Ecommerce. Peninjauan kembali inilah yang menghasilkan pengakuan atas kerugian penurunan nilai Rp 769,77 miliar. Menurut laporan arus kas LPPF, pembelian saham Global Ecommerce Indonesia pada tahun 2017 mencapai Rp 590 miliar. Menurut Miranti, alasan LPPF tetap membagikan dividen meski mencatatkan penurunan laba bersih di 2018 karena sebenarnya jika tidak dikonsolidasikan dengan penurunan dari nilai investasi pada PT Global Ecommerce Indonesia, mereka tetap membukukan laba bersih tak jauh berbeda dengan perolehan di tahun 2017. "Tanpa perhitungan itu, sebenarnya laba bersih kami sebesar Rp 1,9 triliun atau tak jauh berbeda dengan perolehan di akhir 2017 yang sebesar Rp 1,91 triliun," papar dia. Miranti menambahkan bahwa penurunan investasi yang sebesar Rp 769,77 miliar tersebut sebenarnya dianggap sebagai cadangan investasi. "Itu dikonsolidasikan secara perhitungan akuntasi saja. Maka, jika tak dihitung, maka sebenarnya laba bersih kami di 2018 turunnya cuma sedikit bila dibandingkan dengan 2017. Ini alasannya mengapa kami masih berani untuk bagikan dividen di 2019 ini," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News