Ada kesamaan Ethiopian Airlines dan Lion Air, Kanada melarang penerbangan 737 Max



KONTAN.CO.ID - OTTAWA. Kanada menambah panjang daftar negara yang mengandangkan dan melarang penerbangan Boeing 737 Max. Sekutu kuat Amerika Serikat (AS) ini mengumumkan larangan terbang Boeing 737 Max 8 dan Max 9 di wilayah udara Kanada.

Pengumuman Menteri Transportasi Marc Garneau ini berlaku efektif segera. Keputusan yang diambil Kanada pada Rabu (13/3) ini berdasarkan data satelit terbaru yang menunjukkan kesamaan antara kecelakaan fatal Ethiopian Airlines dan Lion Air di Indonesia pada akhir Oktober lalu. Kanada menimbang hal ini meski data terbaru ini belum menunjukkan bukti yang meyakinkan.

Penghentian penerbangan 737 Max oleh Kanada sehari setelah otoritas penerbangan AS Federal Aviation Administration (FAA) menegaskan pandangannya bahwa tidak ada alasan untuk mengandangkan pesawat bikinan Boeing yang dirilis perdana pada Mei 2017 ini.  "Tidak boleh ada maskapai yang menerbangkan Max 8 atau Max 9 ke luar atau di atas Kanada," kata Garneau seperti dikutip Bloomberg.


Larangan ini akan memengaruhi sejumlah maskapai domestik Kanada seperti Air Canada, WestJet, dan Sunwing, serta maskapai internasional.

Garneau mengatakan, data pelacakan satelit menunjukkan kemungkinan kesamaan pada kecelakaan antara Ethiopian Airlines dan Lion Air. Dia menekankan bahwa hal ini belum pasti, tapi cukup untuk merilis langkah-langkah keselamatan. Dia menambahkan, informasi ini baru muncul semalam waktu Kanada.

"Ada kesamaan antara kedua profil. Semoga masalah ini bisa terselesaikan dalam beberapa pekan dan Max 8 bisa segera terbang. Tapi saat ini kehati-hatian akan lebih mendominasi," kata Garneau.

Selasa (12/3) pemblokiran penerbangan untuk model 737 Max dilakukan oleh puluhan negara, termasuk Uni Eropa.

Pada Rabu (13/3) pukul 23.50 WIB, harga saham Boeing kembali turun tipis 0,14% ke US$ 374,88 per saham dari harga penutupan kemarin pada US$ 375,41 per saham. Harga saham emiten pesawat ini turun dalam delapan hari perdagangan berturut-turut.

Editor: Wahyu T.Rahmawati