Ada ketentuan B20, saham AALI dan LSIP bisa maju terdepan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia mewajibkan penggunaan solar bercampur minyak kelapa sawit 20% (B20), yang akan berlaku per 1 September 2018.

Hal ini ditempuh untuk memangkas impor minyak diesel, dalam rangka mengurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Apabila kebijakan ini sudah terealisasi, maka konsumsi CPO domestik Indonesia akan meningkat pesat dan mampu menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten sektor perkebunan.


Analis Panin Sekuritas William Hartanto turut mengungkapkan hal yang senada.

Ia bilang kebijakan B20 yang akan diterapkan oleh pemerintah akan menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten sektor perkebunan seperti PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

"Kinerja mereka bisa membaik karena dengan mewajibkan penggunaan minyak kelapa sawit 20% ini akan mengakibatkan kenaikan permintaan CPO dan kenaikan permintaan akan berlanjut pada kenaikan harga," jelasnya, Rabu (8/8).

William bilang, pengaruhnya cukup besar karena pengguna biodiesel cukup banyak. "Akan tetapi dari minat pelaku pasar, saya perhatikan LSIP dan AALI yang akan jadi pemeran utama di sektor ini," ungkanya.

Dari sisi saham, William merekomendasikan saham LSIP dan AALI. Alasannya karena minat pelaku pasar lebih banyak transaksi pada kedua saham tersebut.

"Hal ini bisa dilihat dari volume perdagangan emiten-emiten kelapa sawit, hanya AALI dan LSIP yang volume perdagangannya terjaga meski saat downtrend, sedangkan yang lainnya tidak beraturan," tambahnya.

"Saya merekomendasi buy LSIP dengan target harga untuk jangka waktu tiga bulan di level Rp 1.300 hingga Rp 1.440 per saham. Untuk AALI saya rekomendasikan beli di level Rp 13.500 untuk jangka waktu tiga bulan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia