Ada kocok ulang indeks saham, ini yang perlu diperhatikan investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melalukan evaluasi mayor terhadap indeks-indeks yang sering dijadikan acuan berinvestasi, seperti LQ45, IDX30, dan juga IDX80.

Di Indeks IDX30, BEI mengeluarkan saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dari daftar konstituen.

Sebagai gantinya, ada empat saham yang masuk, yaitu PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), dan PT Timah Tbk (TINS).


Sementara itu dari hasil evaluasi LQ45, BPTS keluar bersama dengan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).  Sebaliknya, BEI memasukkan dua saham sebagai konstituen baru yaitu BRPT dan TINS dalam LQ45.

Baca Juga: BEI kocok ulang jajaran indeks IDX30, simak daftar lengkapnya

Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan menyebut, tentu saja dengan adanya rebalancing indeks, para manajer investasi (MI) juga akan melakukan evaluasi dan rebalancing terhadap portofolio mereka.

Hal ini tentu saja akan berdampak positif bagi saham-saham yang baru masuk ke dalam ketiga indeks tersebut.  “Tentunya para pelaku pasar dapat memanfaatkan momen ini. Namun, tetap saja harus melihat bagaimana valuasi dan momentum teknikal dari emiten-emiten tersebut,” terang Rifqi kepada Kontan.co.id, Selasa (27/7).

Pun demikian dengan saham-saham yang dikeluarkan dari indeks. Ambil contoh, saham CTRA yang dikeluarkan dari konstituen LQ45. Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika menyebut, keluarnya CTRA dari konstituen LQ45 membuat pergerakan sahamnya akan lebih fluktuatif secara jangka pendek, karena akan ada beberapa fund besar yang keluar.

Namun, secara jangka panjang, terlebih jika pandemi mulai mereda, sektor properti akan mulai pulih. “Dan momentum penurunan harga ini, dapat dimanfaatkan para investor untuk melakukan pembelian,” terang Ajeng kepada Kontan.co.id, Selasa (27/7).

CTRA berhasil membukukan kenaikan pendapatan pra penjualan atau marketing sales hingga 67,2% year-on-year (YoY) di semester I 2021. Capaian ini tidak terlepas dari subsidi PPN yang diberikan pemerintah dan suku bunga yang masih rendah.

Ajeng memasang mode optimistis terhadap pertumbuhan marketing sales CTRA tahun ini dan memproyeksikan marketing sales CTRA bisa tumbuh hingga 8%-9% yoy.

CTRA juga punya sejumlah proyek yang bisa menopang pendapatannya tahun ini.CTRA memiliki dua produk baru yang sudah rilis yakni rumah tapak di CitraLand Puncak Tidar Malang dan apartemen Citra Landmark di Ciracas. Ajeng menyebut, CTRA juga masih akan membangun cluster/tower baru pada existing project dan tetap menyasar segmen end-user.

NH Korindo Sekuritas masih mempertahankan rekomendasi beli saham CTRA dengan target harga Rp 1.320 per saham.

Selanjutnya: TINS dan BRPT masuk jajaran LQ45, begini prospek dan rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat