KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grab Holdings inc. (Grab) mengumumkan rencana menjadi perusahaan terbuka di Amerika Serikat bekerja sama dengan Altimeter Growth Corp (Nasdaq: AGC). Nilai transaksi pada valuasi pro-forma ekuitas perdana diprediksi mencapai sekitar US$ 39,6 miliar berdasarkan nilai Private Investment in Public Equity (PIPE) yang melebihi US$ 4 miliar. Dengan proyeksi itu, investasi dalam bentuk dana tunai baru ke Grab diperkirakan bisa menyentuh total US$ 4,5 miliar. Aksi ini diprediksi akan menjadi penawaran ekuitas perdana terbesar sepanjang sejarah di bursa saham Amerika Serikat oleh perusahaan Asia Tenggara. PIPE tersebut dipimpin oleh Altimeter yang berkomitmen US$750 juta. Investor terkemuka dari Indonesia seperti Djarum, Keluarga Sariaatmadja (Grup EMTEK), dan Grup Sinar Mas juga berpartisipasi dalam penawaran PIPE ini. Masuknya tiga konglomerasi Indonesia itu bakal membuat peta persaingan industri digital di Indonesia semakin sengit. Sebab, ketiganya juga memiliki portofolio investasi dalam ekonomi digital.
Ada konglomerat Indonesia di IPO Grab, tiga poros ini bakal bersaing sengit
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grab Holdings inc. (Grab) mengumumkan rencana menjadi perusahaan terbuka di Amerika Serikat bekerja sama dengan Altimeter Growth Corp (Nasdaq: AGC). Nilai transaksi pada valuasi pro-forma ekuitas perdana diprediksi mencapai sekitar US$ 39,6 miliar berdasarkan nilai Private Investment in Public Equity (PIPE) yang melebihi US$ 4 miliar. Dengan proyeksi itu, investasi dalam bentuk dana tunai baru ke Grab diperkirakan bisa menyentuh total US$ 4,5 miliar. Aksi ini diprediksi akan menjadi penawaran ekuitas perdana terbesar sepanjang sejarah di bursa saham Amerika Serikat oleh perusahaan Asia Tenggara. PIPE tersebut dipimpin oleh Altimeter yang berkomitmen US$750 juta. Investor terkemuka dari Indonesia seperti Djarum, Keluarga Sariaatmadja (Grup EMTEK), dan Grup Sinar Mas juga berpartisipasi dalam penawaran PIPE ini. Masuknya tiga konglomerasi Indonesia itu bakal membuat peta persaingan industri digital di Indonesia semakin sengit. Sebab, ketiganya juga memiliki portofolio investasi dalam ekonomi digital.