Ada obat kuat, IHSG sesi II diproyeksi sumringah



JAKARTA. Perdagangan sesi I Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan ini ditutup di zona hijau. Pada pukul 11.30 WIB, indeks tercatat naik 0,25% menjadi 4.732,32.

Dimas Adrianto, analis dari Asjaya Indosurya Securities bilang, optimisme pasar akan kinerja emiten kuartal II akan terus menjadi penguat bursa yang telah terkoreksi sangat dalam.

Namun begitu, kata Dimas, nilai tukar rupiah yang terus melemah akan menjadi pemberat kenaikan kinerja bursa. "IHSG sesi II diperkirakan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat," kata Dimas, Jumat (19/7).


Dimas memperkirakan, IHSG sesi II akan bergerak pada rentang support 4.685 dan resisten di 4.755. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Dimas merekomendasikan BJBR, MDLN, APLN, LPCK, SMRA, ACES dan MLPL, masing-masing pada posisi buy on weakness.

Hal ini juga diamini analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo. Menurut Satrio, IHSG sesi II masih berpotensi bergerak naik. Hal ini karena sejumlah saham sektoral menunjukkan performa teknikal rebound.

Menurut Satrio, meski bursa regional banyak yang terkena imbas memburuknya indeks Jepang, namun IHSG justru menyikapinya dengan santai. "IHSG tidak terkena imbas indeks Jepang seperti indeks bursa Asia lainnya. Tekanan jual asing pun terbilang sedikit," kata Satrio.

Sejumlah saham yang masih melanjutkan teknikal rebound pada perdagangan hari ini, diantaranya adalah saham sektor properti dan konstruksi. Karena itu. Satrio memperkirakan IHSG sesi II bergerak pada kisaran support 4.680-4.700 dan resisten di 4.750-4.850.

"Kalau target resisten yang kedua (4.850) ditembus, bukan mustahil IHSG dapat mencapai target resisten berikutnya di 4.880," ujar Satrio. Untuk saham yang dapat diperhatikan, Satrio diantaranya merekomendasikan saham TLKM, AKRA, ICBP dan juga UNVR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri