Ada pabrik baru, Lautan Luas genjot penjualan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) terus menggeber penjualan produk krimer. Langkah ini mereka lakukan setelah menyelesaikan penambahan lini produksi krimer yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur. 

Head of Corporate Communication Lautan Luas Ridwan Adipoetra mengatakan, saat ini perusahaan telah mengeluarkan produk krimer baru yang mereka khususkan untuk segmen B2C (business-to-consumer). Produk tersebut adalah Fiber Crème. 

Selain untuk pasar lokal, Lautan Luas juga menjajal pasar luar negeri. "Kami baru saja mengikuti pameran di Jerman. Kami memang tengah menjajaki pangsa pasar baru di Timur Tengah dan Eropa,” kata Ridwan kepada KONTAN, Jumat (20/10). 


Sekadar informasi, Fiber Crème yang diproduksi Lautan Luas ialah bahan makanan yang terbuat dari serat sayuran, oligosakarida dan coconut oil. Produk ini berbentuk bubuk yang diklaim sebagai produk makanan sehat, mengimbangi cita rasa santan. 

Saat ini LTLS berupaya memperkenalkan produk ini ke pasar. Pada tahap awal Lautan Luas akan fokus ke pasar lokal dulu. "Tapi kami telah memperbesar kapasitas sehingga memungkinkan jika sewaktu-waktu ada permintaan lebih,” ujar Ridwan. 

Selama ini produk krimer Lautan Luas diproduksi oleh anak usahanya, yakni PT Lautan Natural Krimerindo (Ellenka). Adapun kapasitas terpasang krimer saat ini telah ditambah 61.600 ton per tahun. 

Pabrik perluasan berdiri di lahan seluas 3,5 hektar (ha), dan menelan investasi US$ 30 juta. Kapasitas terpakai atau utilisasi pabrik sudah mencapai separuhnya. “Saat ini utilitas produksi kami sudah lebih dari 50%,” kata Ridwan. 

Guna mengoptimalkan pabrik, Lautan Luas akan berupaya menambah utilitas produksi tahap demi tahap hingga mencapai full capacity. Sampai akhir tahun nanti, Lautan Luas memperkirakan bisa memproduksi sebanyak 30.000 ton krimer. 

Sebelum ada Fiber Crème, perusahaan ini masih menyuplai krimer untuk segmen B2B (business to business). Dengan adanya produk Fiber Crème ini, LTLS berharap meraup keuntungan yang lebih baik. "Secara harga kompetitif dan marginnya B2C memang lebih besar ketimbang B2B,” tukas Ridwan.

Positifnya raihan kinerja kuartal III-2017 membuat LTLS optimis meraih pertumbuhan signifikan. Adapun target pendapatan perseroan tahun ini sekitar di Rp 7 triliun, atau naik 9% dibandingkan pendapatan tahun lalu. 

Sekadar catatan, selain manufaktur, LTLS juga bergerak di bisnis distribusi dan importer raw material untuk industri kimia. LTLS juga memiliki pusat logistik berikat (PLB) di beberapa daerah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia