KARAWANG. PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) meresmikan pabrik kedua mereka di Karawang senilai Rp 1,2 triliun. Dari pabrik inilah, merek asal Jepang ini siap menyambut persaingan bisnis elektronik konsumer yang semakin ketat. Herdiana Anita Product Marketing General Manager SEID bilang dengan kemampuan produksi yang semakin besar, mereka bisa membuat variasi produk yang lebih beragam. Keragaman model ini menurutnya sesuai dengan selera pasar di dalam negeri yang memang variatif. "Sementara kompetitor termasuk merek Korea cenderung hanya memiliki model global yang terbatas," katanya, Rabu (12/2). Dengan kapasitas yang meningkat, juga membuat SEID lebih mudah melangkah dalam menyasar pasar yang diinginkan. Saat ini Sharp masih akan menjadikan segmen kelas menengah yang volumenya besar sebagai pasar utama. Berbeda dengan kompetitor yang lebih banyak menggarap pasar middle up. Ia mencontohkan meski punya pabrik baru, mayoritas mesin cuci yang akan diproduksi adalah jenis twin tub. Dimana mesin cuci jenis ini masih jadi favorit rumah tangga di Indonesia. Sekedar informasi, dengan adanya pabrik baru ini, SEID memindahkan produksi mesin cuci mereka yang awalnya di pabrik Pulo Gadung, kini dialihkan ke pabrik di Karawang. Kapasitas produksi mesin cuci pun dinaikkan 2,5 kali lipat menjadi 140.000 unit per bulan. Selain mesin cuci, di pabrik seluas 31 hektare ini perseroan pun akan memproduksi lemari es dengan kapasitas produksi sebesar 220.000 unit tiap bulan atau dua kali lipat dari kapasitas produksi di Pulo Gadung. Dengan adanya ekspansi ini, Sharp menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan yang tinggi untuk kulkas dan mesin cuci. Di 2015 nanti, perseroan menargetkan bisa mencatatkan kenaikan penjualan masing-masing sebesar 58% dan 48%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ada pabrik baru, Sharp siap menangkan persaingan
KARAWANG. PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) meresmikan pabrik kedua mereka di Karawang senilai Rp 1,2 triliun. Dari pabrik inilah, merek asal Jepang ini siap menyambut persaingan bisnis elektronik konsumer yang semakin ketat. Herdiana Anita Product Marketing General Manager SEID bilang dengan kemampuan produksi yang semakin besar, mereka bisa membuat variasi produk yang lebih beragam. Keragaman model ini menurutnya sesuai dengan selera pasar di dalam negeri yang memang variatif. "Sementara kompetitor termasuk merek Korea cenderung hanya memiliki model global yang terbatas," katanya, Rabu (12/2). Dengan kapasitas yang meningkat, juga membuat SEID lebih mudah melangkah dalam menyasar pasar yang diinginkan. Saat ini Sharp masih akan menjadikan segmen kelas menengah yang volumenya besar sebagai pasar utama. Berbeda dengan kompetitor yang lebih banyak menggarap pasar middle up. Ia mencontohkan meski punya pabrik baru, mayoritas mesin cuci yang akan diproduksi adalah jenis twin tub. Dimana mesin cuci jenis ini masih jadi favorit rumah tangga di Indonesia. Sekedar informasi, dengan adanya pabrik baru ini, SEID memindahkan produksi mesin cuci mereka yang awalnya di pabrik Pulo Gadung, kini dialihkan ke pabrik di Karawang. Kapasitas produksi mesin cuci pun dinaikkan 2,5 kali lipat menjadi 140.000 unit per bulan. Selain mesin cuci, di pabrik seluas 31 hektare ini perseroan pun akan memproduksi lemari es dengan kapasitas produksi sebesar 220.000 unit tiap bulan atau dua kali lipat dari kapasitas produksi di Pulo Gadung. Dengan adanya ekspansi ini, Sharp menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan yang tinggi untuk kulkas dan mesin cuci. Di 2015 nanti, perseroan menargetkan bisa mencatatkan kenaikan penjualan masing-masing sebesar 58% dan 48%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News