Ada pandemi, bisnis asuransi kesehatan terus melaju



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lini asuransi asuransi kesehatan terus tumbuh seiring dengan peningkatan kebutuhan akan proteksi selama pandemi Covid-19. Walau tidak tumbuh signifikan, tapi lini usaha ini menyumbang kontribusi besar bagi industri asuransi umum. 

Mengutip data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), premi asuransi dan kecelakaan diri mencapai Rp 4,21 triliun, atau naik 1,5% yoy pada Juni 2021. Sebaliknya, klaim lini usaha ini justru turun 8,9% menjadi Rp 4,21 triliun. 

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengungkapkan bahwa pertumbuhan 1,5% masih didominasi asuransi kesehatan seiring dengan penurunan premi asuransi kecelakaan diri pada waktu yang sama. 

Dengan realisasi itu, ia memperkirakan peningkatan premi asuransi kesehatan karena kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga naik. Mereka berupaya memitigasi risiko dengan membeli produk asuransi kesehatan. 

"Di satu sisi, perusahaan asuransi juga mulai memperbaiki paradigma produk asuransi kesehatan dengan memperkuat posisi bahwa asuransi kesehatan mendorong tertanggung agar tidak sakit," kata Dody, pekan lalu.

Baca Juga: Perusahaan asuransi jiwa gencar keluarkan produk baru yang menyasar milenial

Oleh karena itu, paket produk asuransi kesehatan juga dilengkapi dengan fungsi preventif atau pencegahan melalui layanan konsultasi kesehatan. Beberapa di antaranya, menyediakan aplikasi konsultasi yang memudahkan dalam pemeriksaan, pemberian resep hingga terhubung dengan apoteker online.

Walau premi naik, tapi pembayaran klaim cenderung turun. Dody memperkirakan, penurunan tersebut karena pemegang polis bersikap hati - hati agar tidak jatuh sakit ataupun dirawat di rumah sakit. Dengan alasan, fasilitas kesehatan di tanah air masih terkonsentrasi dengan penanganan pasien Covid. 

Salah satu pemain, Lippo Insurance juga mencatatkan kinerja menggembirakan. Penjualan asuransi kesehatan milik perusahaan berkontribusi besar terhadap kinerja perusahaan pada semester pertama 2021. 

Presiden Direktur Lippo Insurance Agus Benjamin menyebut bahwa keuntungan bisnis asuransi kesehatan besar. Dengan hadirnya produk asuransi kesehatan, perusahaan mendapatkan kepercayaan tinggi dari pemegang polis. 

"Sampai akhir 2021, Lippo Insurance juga menargetkan premi Rp 1,8 triliun ," terang Agus. 

Guna mencapai target tersebut, perusahaan akan fokus pada operation excellence. Ini merupakan proses yang melibatkan semua orang di dalam organisasi untuk memaksimalkan nilai (value) yang ingin disampaikan kepada konsumen. 

Baca Juga: Kartu vaksin jadi syarat perjalanan, kinerja asuransi perjalanan berpotensi terangkat

"Dengan tercapainya operation excellence, kepercayaan klien kami meningkat. Dengan bertambahnya kepercayaan, maka bisnis berkembang dan premi tumbuh," lanjutnya. 

Lippo Insurance awalnya beridir pada 6 September 1963 dengan nama Asuransi Brawidjaja. Kemudian pada 21 April 1997, berubah nama menjadi Lippo General Insurance setelah menjadi perusahaan terbuka. 

Beberapa produk yang ditawarkan perusahaan seperti asuransi kebakaran, asuransi kesehatan baik individu, keluarga, maupun karyawan perusahaan, asuransi kendaraan bermotor, asuransi pengangkutan, dan berbagai asuransi lainnya.

Selanjutnya: Pendapatan naik 17%, Prasidha Aneka Niaga (PSDN) masih catat rugi di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari