Ada pandemi, Chandra Asri (TPIA) sukses selesaikan pembangunan dua pabrik anyar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah mulai mengoperasikan dua unit pabrik anyar di tahun ini. Pertama, pabrik Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) berkapasitas 128 KTA.

Kedua, pabrik B1 (Butene 1) berkapasitas 43 KTA akan diserap untuk kebutuhan operasional pabrik Chandra Asri sebesar 33 KTA, dengan sisanya ditargetkan untuk pasar domestik.

Konstruksi kedua pabrik berhasil diselesaikan sesuai jadwal walaupun di tengah masa pandemi, demi tetap mendukung target pemerintah Indonesia untuk mensubstitusi impor melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang diusung oleh Kementerian Perindustrian.


Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri petrokimia di Indonesia memiliki peran penting dalam mensubstitusi impor.

"Oleh karena itu perlu didorong untuk tumbuh. Selain substitusi impor, perusahaan petrokimia seperti Chandra Asri juga mampu menarik investor baru yang tentunya akan berdampak positif terhadap perekonomian," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (7/9).

Baca Juga: Prajogo Pangestu menambah kepemilikan saham di Chandra Asri (TPIA)

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian tahun 2018, Indonesia masih mengimpor produk kimia methanol, termasuk turunannya yaitu MTBE maupun B1, senilai Rp 174 triliun. Selama ini, impor produk methanol dan turunannya di Indonesia berasal dari negara beberapa negara.

Presiden Direktur TPIA Erwin Ciputra, mengatakan kalau prioritas utama perseroan adalah mendukung pemerintah dan industri dalam negeri dalam mengurangi ketergantungan impor. "Dengan beroperasinya pabrik baru ini, kami berharap tujuan pemerintah mengurangi impor sampai 35% di tahun 2022 dapat tercapai," kata dia.

Konstruksi pabrik MTBE dan B1 milik TPIA, anggota indeks Kompas100 ini, ini dilakukan oleh Toyo Engineering Corporation (TOYO) dan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) sejak tahun 2018.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Toyo dan IKPT karena berhasil menyelesaikan konstruksi ini semasa pandemi, sehingga operasional pabrik dapat dimulai sesuai rencana kami,” tambah Erwin.

Kedua pabrik ini juga merupakan pabrik pertama di Indonesia yang menggunakan Lummus Technology, salah satu teknologi processing pabrik petrokimia paling mutakhir di dunia.

Selanjutnya: Di tengah pandemi, Chandra Asri terbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari