Ada pandemi corona, TOTL kurangi aktivitas pembangunan proyek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mengaku di tengah penyebaran virus corona pihaknya ikut terdampak, para pemilik proyek menunda pembangunan sehingga belum banyak penunjukan kontraktor.

"Selain itu, proyek swasta juga berbeda dengan proyek-proyek pemerintah yang terjadwal proses tendernya," ujar Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo kepada kontan.co.id, Senin (06/4).

Baca Juga: Di tengah pandemi corona, Acset Indonusa (ACST) masih gencar membidik proyek baru


Untuk proyek berjalan, pihaknya mengaku ada beberapa proyek yang mengurangi aktivitas pekerjaan menyusul Instruksi Menteri (Inmen) No 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dari Kementerian PUPR.

Karenanya, TOTL melakukan berbagai upaya penyelesaian tergantung masing-masing proyek. "Sampai saat ini belum ada yang tahu secara pasti kapan pandemi virus corona berakhir, jadi upaya penyelesaian berbeda dari masing-masing proyek," katanya.

Mahmilan juga mengatakan, pihaknya meraih kontrak baru sebesar Rp 56,68 miliar sampai dengan Maret 2020. Angka ini masih jauh dari target kontrak baru yang dibikin perusahaan tahun ini, yang mencapai Rp 3 triliun.

Hingga kuartal pertama 2020 proyek yang diraih berasal dari bangunan hotel dan pendidikan. Sayang, ia tak memaparkan secara rinci masing-masing nilai. "Sampai dengan bulan Maret 2020, kontrak baru TOTL adalah sebesar Rp 58,68 miliar," ujarnya.

Baca Juga: John Riady beberkan strategi Lippo Karawaci (LPKR) tangani dampak pelemahan rupiah

Adapun raihan tersebut turun drastis dibandingkan realisasi penandatanganan kontrak pada kuartal pertama tahun 2019 silam. Kala itu, TOTL sudah mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 716 miliar.

Walaupun masih jauh dari target, TOTL masih terus berupaya mengejar target awal sebesar Rp 3 triliun. Adapun saat ini, perusahaan tengah mengikuti berbagai tender proyek. "Nilai proyek yang sedang dihitung oleh kami saat ini sebesar Rp 7,8 triliun," kata Mahmilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi