KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah berdampak negatif pada berbagai sektor industri. Namun, di tengah pandemi dan ketidakpastian ekonomi ini, sektor insurance technology (insurtech) atau asuransi berbasis teknologi justru mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia. Walaupun menjadi salah satu perekonomian terbesar di Asia Tenggara, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia saat ini masih menjadi salah satu yang terendah, yaitu hanya 1,99% di tahun 2019. Angka ini lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Thailand (4,99%) dan Malaysia (4,72%). Alhasil, potensi sektor insurtech masih sangat besar untuk digali, dengan 98% populasi Indonesia belum tersentuh oleh asuransi sama sekali.
Baca Juga: Gandeng Simas Jiwa, Grab pasarkan asuransi mikro rawat inap Peran insurtech semakin penting karena elemen teknologi sangat membantu pelanggan di masa pandemi untuk membeli premi atau mengajukan klaim hanya melalui gadget masing-masing. Adanya pandemi secara signifikan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi. Berdasarkan data Otoritas Jasa keuangan (OJK), jumlah premi asuransi jiwa pada bulan Juli 2020 bertambah sebesar Rp23,1 triliun. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) juga menyatakan bahwa semakin banyak asuransi dengan premi rendah yang terjual. Penjualan premi asuransi dengan nilai rendah ini merupakan salah satu tren yang hadir berkat inovasi teknologi. PasarPolis selaku insurtech (teknologi asuransi) misalnya, menawarkan asuransi berkonsep mikro yang terjangkau dan mudah diakses oleh siapa saja.