Ada pandemi, nilai transaksi QRIS melesat tajam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah resmi meluncurkan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sejak awal tahun 2020. Hingga akhir tahun 2020 ada hampir 5,8 juta merchant termasuk UMKM yang menggunakan standar baku bank sentral ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Djamin Nainggolan mengatakan, QRIS bisa meningkatkan ekspansi pembayaran dan peningkatan transaksi digital bagi UMKM. Lantaran, EDC masih lebih cocok untuk peritel modern maupun toko dengan penjualan besar.

"Di harapkan akhir 2021 menjadi 12 juta merchant. Kami dari industri siap mendukung target ini. Sebagai gambaran, merchant yang menerima kartu, tahun lalu bahkan belum mencapai 1 juta. Sementara QRIS baru resmi di luncurkan tahun lalu setelah soft launching di 2019, sudah hampir 6x lipat," ungkap Djamin kepada kontan.co.id, Jumat (12/2).

Baca Juga: Bank Muamalat luncurkan fitur QR code di aplikasi Muamalat DIN

Ia menjelaskan, karena resmi nya di luncurkan pada tahun 2020 lalu. Di Januari 2020 transaksi masih 740 ribu dengan nilai total Rp 36 miliar. Sementara pada Desember sudah melewati 6 juta dengan nilai Rp 452 miliar. "Di harapkan dengan jumlah merchant yang meningkat, jumlah transaksi dan nilai nya juga meningkat," katanya.

Lebih lanjut, Djamin bilang, pekerjaan rumah industri tidak hanya menambah jumlah merchant tapi juga merchant aktif. Dengan ini maka transaksi dan volume akan ikut naik secara otomatis. "Kalau dari transaksi dan value di bandingkan total transaksi uang elektronik masih kecil lah, di bawah 2%. Makanya peluang untuk di kembangkan masih tinggi," tambahnya.

Djamin menyampaikan bahwa, tentunya transaksi digital banking masih akan tetap mendominasi, karena bisa di lakukan kapan saja dan di mana saja. Juga mengikuti tren perubahan perilaku masyarakat yang sudah digital minded.

Untuk strategi ke depannya, Djamin menuturkan, agar bagaimana pembayaran bisa lebih cepat, mudah, murah, aman dan handal, customer bisa menggunakan berbagai kanal untuk alat pembayaran, dan juga mengarah kepada contactless dan non face to face.

"Selain itu tentunya bank berusaha mengembangkan jumlah merchant yang bisa menerima alat pembayaran digital dan terakhir terus berkolabarasi antar penyedia jasa pembayaran," imbuh Djamin.

Editor: Handoyo .