KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kewirausahaan pemuda menjadi salah satu andalan bagi pemerintah Indonesia saat keluar dari jeratan pandemi. Namun untuk bisa membentuk dan memperkuat kewirausahaan muda ini tidaklah mudah. Diperlukan dukungan pemerintah untuk bisa meningkatkan keterlibatan kaum muda. Apalagi dari hasil laporan UNDP Indonesia bersama Citi Foundation dan Islamic Development Bank tentang Youth Entrepreneurship Ecosystem pada tahun 2021 ini memang menunjukkan tren positif di kalangan wirausaha muda. Namun, ketimpangan dalam akses ke pelatihan dan pengetahuan telah menghambat pertumbuhan ekosistem kewirausahaan pemuda. Nah, pemerintah pun menegaskan keterpihakannya untuk memberikan dukungan bagi wirausahawan muda. “Saat kami mulai mempercepat pembangunan negara - dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penting bagi kami untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang memadai bagi wirausahawan muda untuk mengembangkan gagasan mereka menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Bekerja sama, kita bisa meningkatkan kemampuan mereka yang akan membantu memajukan negara, ” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Dialog Nasional Ketiga tentang Kewirausahaan Muda hari ini bertajuk “Keberlanjutan Ekosistem Pengusaha Muda selama COVID-19. Dalam acara itu, lebih dari 200 delegasi Indonesia, termasuk dua menteri dan pejabat pemerintah berjanji untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan muda di tengah pandemi Covid-19. Diskusi dibagi menjadi lima pilar, masing-masing menyoroti tantangan kritis. Ini termasuk Talent, yang melihat ketidaksetaraan dalam pengembangan bakat; Culture, yang bertujuan untuk menghubungkan nilai-nilai budaya dengan pemuda wirausaha di pedesaan; Kepadatan, yang menonjolkan ketimpangan ruang fisik dan akses internet; Capital, yang membahas tentang gap antara capital inflow dan young entrepreneur, serta implementasi Regulatory untuk peningkatan kualitas produksi oleh pengusaha muda.
Ada pandemi, Pemerintah janji memperkuat kewirausahaan pemuda Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kewirausahaan pemuda menjadi salah satu andalan bagi pemerintah Indonesia saat keluar dari jeratan pandemi. Namun untuk bisa membentuk dan memperkuat kewirausahaan muda ini tidaklah mudah. Diperlukan dukungan pemerintah untuk bisa meningkatkan keterlibatan kaum muda. Apalagi dari hasil laporan UNDP Indonesia bersama Citi Foundation dan Islamic Development Bank tentang Youth Entrepreneurship Ecosystem pada tahun 2021 ini memang menunjukkan tren positif di kalangan wirausaha muda. Namun, ketimpangan dalam akses ke pelatihan dan pengetahuan telah menghambat pertumbuhan ekosistem kewirausahaan pemuda. Nah, pemerintah pun menegaskan keterpihakannya untuk memberikan dukungan bagi wirausahawan muda. “Saat kami mulai mempercepat pembangunan negara - dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penting bagi kami untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang memadai bagi wirausahawan muda untuk mengembangkan gagasan mereka menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Bekerja sama, kita bisa meningkatkan kemampuan mereka yang akan membantu memajukan negara, ” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Dialog Nasional Ketiga tentang Kewirausahaan Muda hari ini bertajuk “Keberlanjutan Ekosistem Pengusaha Muda selama COVID-19. Dalam acara itu, lebih dari 200 delegasi Indonesia, termasuk dua menteri dan pejabat pemerintah berjanji untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan muda di tengah pandemi Covid-19. Diskusi dibagi menjadi lima pilar, masing-masing menyoroti tantangan kritis. Ini termasuk Talent, yang melihat ketidaksetaraan dalam pengembangan bakat; Culture, yang bertujuan untuk menghubungkan nilai-nilai budaya dengan pemuda wirausaha di pedesaan; Kepadatan, yang menonjolkan ketimpangan ruang fisik dan akses internet; Capital, yang membahas tentang gap antara capital inflow dan young entrepreneur, serta implementasi Regulatory untuk peningkatan kualitas produksi oleh pengusaha muda.